Rabu, 03 Oktober 2012

Home » Perbedaan Cara Pikir Miliarder & Orang Biasa

Perbedaan Cara Pikir Miliarder & Orang Biasa



(IANN News) Jakarta - Miliarder wanita dunia asal Australia, Gina Rinehart, memberikan pernyataan keras kepada media dengan mengatakan kalangan kelas menengah terlalu cemburu dengan orang-orang kaya.

Gina yang tengah terlibat kasus hukum perebutan harta warisan ini menganggap kalangan kelas menengah lebih banyak menghabiskan waktunya untuk minum-minum, merokok, dan bersosialisasi dibandingkan bekerja keras untuk mengumpulkan kekayaannya.

Pengarang buku How Rich People Think, Steve Siebold, yang telah mewawancari miliarder hampir tiga dekade mencoba mencari tahu sesuatu yang membuat kalangan super kaya ini seolah terpisah dengan kalangan lain.

Dikutip dari bussines Insider, perbedaan sebetulnya terletak pada uang itu sendiri. Ini adalah mengenai mentalitas.

"Kalangan kelas menengah sering menasehati untuk bahagia dengan apa yang dimiliki," kata Steve. "Secara keseluruhan, banyak orang yang merasa ketakutan bila ingin berkaitan dengan uang,"

Berikut adalah 21 perbedaan cara berpikir para miliarder dan orang-orang biasa:

1. Orang biasa menganggap uang adalah akar dari segala kejahatan. Orang kaya berpikir kemiskinan adalah akar dari semua kejahatan

Siebold mengatakan banyak orang yang telah dicuci otaknya dengan menganggap orang kaya adalah kalangan beruntung atau tidak jujur. Inilah yang menyebabkan munculnya budaya malu untuk menjadi kaya di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah.

"Masyarakat seluruh dunia tahu bahwa memiliki uang memang tak menjamin kebahagiaan namun membuat hidup lebih mudah dan lebih bisa dinikmati," kata Siebold.

2. Orang biasa menganggap egois adalah sifat buruk. Orang kaya memandang egois adalah kebajikan

"Orang kaya keluar rumah dan membuat dirinya senang. Mereka tak berupaya untuk berpura-berpura menyelamatkan dunia," kata Siebold.

Masalahnya masyarakat kelas menengah memandang hal itu sebagai sesuatu yang negatif dengan membiarkan tetangga mereka hidup dalam kemiskinan.

"Jika anda tak menjaga diri sendiri, Anda tak dalam posisi untuk menolong orang lain. Anda tak bisa memberikan yang tak Anda miliki,"

3. Orang biasa bermental penjudi. Orang kaya memiliki mental beraksi

Siebold mengatakan, saat sebagian orang menunggu menemukan angka yang tepat dan berharap meraih kekayaan, orang kaya berupaya untuk menyelesaikan masalah.

"Para pahlawan (kelas menengah) menunggu Tuhan, pemerintah, bos, atau pasangannya. Ini adalah cara berpikir orang rata-rata yang menurunkan cara pendekatan ini dalam memandang hidup padahal detik jam terus berdetak,"

4. Orang biasa menganggap jalan menjadi kaya harus melalui pendidikan formal. Orang kaya percaya dengan cara mengambil ilmu yang lebih spesifik

5. Orang biasa terbius dengan kejayaan masa lalu. Orang kaya bermimpi untuk masa depan

Miliarder mendapatkan kekayaannya karena mereka bertaruh dengan dirinya dan proyek yang dibuatnya, tujuan, dan ide-ide ke dalam masa depan yang belum jelas.

Orang-orang yang percaya dengan kekayaan yang pernah diperolehnya, jarang sekali menjadi kaya. Bahkan biasanya berakhir dengan ketidakbahagiaan dan depresi.

6. Orang biasa melihat uang dengan emosi. Orang kaya melihat uang secara logis.

Ketika mendapatkan uang, orang biasa akan mentransformasikannya menjadi sebuah ketakutan dan didorong oleh pemikiran untuk mengubahnya menjadi masa pensiun yang menyenangkan

Orang kaya melihat uang sebagai alat yang kritis yang menggambarkan pilihan dan peluang.

7. Orang biasa mendapat uang dari aktivitas yang tak disukai. Orang kaya mengikuti hasrat mereka

Rata-rata orang biasa melihat orang kaya bekerja sepanjang waktu. Kalangan yang lebih pintar berusaha untuk melakukan apa yang disukai dan mencari cara untuk menghasilkan uang dari kecintaannya itu.

Di pihak lain, kalangan kelas menengah mendapat pekerjaan yang tak disukainya karena mereka membutuhkan uang.

8. Orang biasa menetapkan target rendah agar tak kecewa. Orang kaya meninggikan target sebagai tantangan

Psikolog dan ahli kesehatan lain seringkali memberikan nasihat kepada pasiennya untuk memasang target rendah dalam kehidupannya agar tak kecewa.

"Takkan ada orang yang bisa menjadi kaya dan hidup dengan impiannya tanpa memasang target besar," kata Siebold.

9. Orang biasa percaya harus melakukan sesuatu untuk menjadi kaya. Orang kaya percaya Anda harus menjadi sesuatu untuk menjadi kaya

Inilah alasan mengapa orang seperti Donald Trump beranjak dari jutawan menjadi miliarder yang berutang US$9 miliar dan kembali dengan kekayaan yang lebih besar.

"Di saat sebagian besar orang terpaku untuk mengerjakan dan segera mendapat hasil dari pekerjaannya, orang-orang terkenal berupaya mempelajari dan berkembang dengan setiap pengalaman yang dimiliki,"

10. Orang biasa percaya Anda butuh uang untuk menghasilkan uang. Orang kaya menggunakan uang milik orang lain

Siebold mengatakan orang kaya umumnya tak takut untuk menghimpun kekayaannya dari kantong orang lain.

SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar