Selasa, 22 Januari 2019

Pengamat Nilai Elektabilitas Jokowi Akan Anjlok jika Pembebasan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir Dibatalkan

Hasil gambar untuk abu bakar baasyir

ag03s.blogspot.com – Pengamat Politik Indonesia, Jaka Setiawan mengungkapkan elektabilitas Joko Widodo akan turun jika pemerintah tidak jadi membebaskan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Hal itu secara tegas ia sampaikan terkait adanya konferensi pers dari Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto yang menyatakan akan mengkaji ulang rencana pembebasan Tokoh Umat Islam tersebut.

“Kalau (pembebasan ABB) ini batal, basis elektoral jokowi di kalangan Islam sudah pasti semakin jeblok. Itu udah pasti,” ujar Jaka saat dihubungi INA News Agency, Selasa (22/01/2019) pagi.

Namun, ketika pembebasan Ustadz ABB ini jadi dilakukan, jelas Jaka, Jokowi masih ada kesempatan untuk netral elektabilitasnya. Ia menyebut istilah ‘kosong kosong’. Tapi ketika Jokowi membatalkan pembebasan ini, maka akan semakin menambah citra buruk Jokowi.

“Jika dibatalkan, itu akan disebut sebagai pelecehan-pelecehan lagi dan upaya mempermainkan ulama yang sudah sangat senior dan berpengaruh di Indonesia,” ujarnya.

Lebih tegas lagi, Jaka melihat jika nantinya pembebasan Ustadz ABB dibatalkan, maka semakin jelas ketidakberpihakan Jokowi terhadap Islam, terlebih dengan mempermainkan suara ummat islam, dengan mempermainkan Ulama.

Bukan hanya di suara umat Islam saja yang akan turun jika Jokowi membatalkan pembebasan Ustadz ABB ini. Bahkan di kelompok yang tidak mendukung Ustadz ABB pun, Jokowi akan berkurang suaranya karena dinilai tidak konsisten atas kebijakan yang diambilnya.

“Inikan yang terpengaruh ada di dua pihak. Elektoral Islam, satu lagi elektoral yang tidak suka terhadap Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Jokowi akan dianggap tidak konsisten oleh kedua belah pihak ini. Ketika tidak konsisten, maka suara itu akan pergi, sebagian mungkin netral sebagian memihak kandidat yang lain yang konsisten dan bisa di pegang janji-janjinya.”

Sebelumnya, Senin (21/01/2019) siang, Tim Pengacara Muslim bersama Ustadz Abdurrahim, Putra ABB mengadakan konferensi pers, salah satu materi nya adalah pembebasan Ustadz ABB yang diusulkan akan dilakukan hari Rabu. Ustadz Abdurrahim pun menjelaskan bahwa hari Selasa ini hanya tinggal mengurus masalah Administrasi saja.

Tiba-tiba, Senin malam, Menkopolhukam Wiranto mengadakan konfernsi pers yang menyatakan upaya pembebasan tersebut masih dikaji ulang. Dalam konferensi pers (konpers) yang dilakukan selepas azan Maghrib di Kantor Kemenko Polhukam, Wiranto mengatakan Presiden sangat memahami permintaan keluarga untuk pembebasan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Pertimbangananya dilakukan atas dasar kemanusiaan.

“Namun, tentunya masih perlu dipertimbangkan dari aspek-aspek lainnya,” ujar Wiranto, Senin (21/01/2019) dilansir Republika.

Sumber: https://www.islampos.com/pengamat-nilai-elektabilitas-jokowi-akan-anjlok-jika-pembebasan-ustadz-abu-bakar-baasyir-dibatalkan-128496/
Read More >>

Wiranto: Presiden Tak Boleh Grasa-Grusu Soal Pembebasan Baasyir



ag03s.blogspot.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menegaskan bahwa pemerintah dalam hal ini presiden bersama menteri dan pejabat terkait perlu melakukan kajian mendalam terkait rencana pembebasan Abu Bakar Baasyir. "Jadi Presiden tidak boleh grasa-grusu serta merta memutuskan, tapi perlu pertimbangan aspek-aspek lainnya," ujar Wiranto di kantornya, Senin malam, 21 Januari 2019.

Wiranto menuturkan keluarga Baasyir sebetulnya sudah mengajukan pembebasan bersyarat sejak 2017 karena pertimbangan usia yang sudah lanjut dan kesehatan yang semakin memburuk.

"Atas dasar pertimbangan kemanusiaan, Presiden sangat memahami permintaan keluarga tersebut. Namun tentunya masih perlu dipertimbangkan dari aspek-aspek lainnya, seperti ideologi, Pancasila, dan aspek hukum lainnya," ujar Wiranto.

Oleh karena itu, ujar Wiranto, Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini memerintahkan kepada pejabat terkait untuk melakukan kajian lebih mendalam dan komprehensif guna merespon permintaan tersebut. Hal tersebut diungkapkan Wiranto usai Presiden Jokowi memanggil para menteri bidang hukum ke Istana Bogor, Senin ini.

Sebelumnya, penasihat hukum pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra, mengatakan Presiden Jokowi ingin Baasyir segera bebas. Hal ini ia ucapkan saat berkunjung sekaligus menjadi khatib dan imam Salat Jumat di Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur tempat Baasyir ditahan, 18 Januari 2019.

Kabar rencana bebas bersyarat Abu Bakar Baasyir menjadi sorotan. Pasalnya ia enggan membuat pernyataan kesetiaan pada Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti yang diatur Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 3 Tahun 2018 tentang Syarat dan tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat.

Read More >>