Mereka juga tertarik pada proyek jalan tol dan waduk di Indonesia.
(Kementerian Pekerjaan Umum)
Dalam pertemuan tersebut, Kim
Kyung Sik membawa para kontraktor dari negaranya untuk menanyakan proyek jalan
tol, jembatan, dan waduk yang ada di Indonesia.
Tercatat ada tiga petinggi
perusahaan konstruksi yang dibawa oleh wakil menteri Korea Selatan ini, seperti
Park Sung Nam (Managing Director PT Dalim), Lim Sang Wook (Managing
Director PT Lotte Construction), dan Sohn Sang Yul (Vice President
PT Dongbu).
Kim Kyung Sik mengungkapkan bahwa
pihaknya secara khusus amat tertarik untuk mengetahui cara agar bisa bergabung
dalam megaproyek Jembatan Selat Sunda yang belakangan ini terus mengundang
polemik.
"Kami ingin menanyakan, bagaimana
perusahaan Korea bisa ikut mengambil tempat dalam berbagai macam proyek yang ada
di Indonesia," ujar Kim di Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Kamis 18 Oktober
2012.
Namun, Kim mengaku bahwa saat ini
belum ada kepastian mengenai pengerjaan proyek Jembatan Selat Sunda, sehingga
pihaknya menunggu keputusan lebih lanjut dari pemerintah Indonesia.
Selama ini, dia menilai bahwa
Korea Selatan dan Indonesia telah menjamin kerja sama yang baik dalam beberapa
proyek. Pihaknya, menurut Kim, telah beberapa kali menangani pembuatan studi
kelayakan (feasibility study) seperti pada Waduk Karian di
Rangkasbitung, Banten.
Ketika ditanya, apakah Korea
Selatan akan turut serta dalam hal teknologi ataupun investasi dalam proyek
Selat Sunda, Kim mengaku belum bisa menjawabnya, karena masih banyak yang perlu
dibicarakan antara kedua pihak.
Menteri Pekerjaan Umum, Djoko
Kirmanto, mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik adanya penawaran dari Korea
Selatan itu. "Sekarang sudah bertambah dari yang tadinya hanya China, tetapi
sekarang Korea juga ikut tertarik," jelasnya.
Djoko menambahkan, wakil menteri
dari Korea ini memang membawa beberapa kontraktor dan investornya untuk ikut
bergabung dalam proyek-proyek di Indonesia, terutama jalan tol dan Jembatan
Selat Sunda.
"Mereka ingin berinvestasi di tol
Trans Sumatera, namun tampaknya tol tersebut telah menjadi bagian dari
Kementerian BUMN," katanya.
Dalam pembicaraan, Djoko juga
mempersilakan Korea Selatan untuk ikut dalam proyek infrastruktur apa pun yang
ada di Indonesia, asalkan mengikuti aturan yang berlaku.
"Saya welcome saja,
mereka mau investasi asalkan ikuti saja prosedurnya. Tapi, kalaupun mereka tidak
dapatkan proyek, mereka masih bisa bekerja sama dengan kontraktor lokal,"
tuturnya. (art)
© VIVA.co.id
ancur ancur korea ikutan hadeh.prodaknya tu asal jadi apa lagi konstruksi.bole korea yang tangani tapi harus ada qc yang gak mempan disuap dari bumn.korea jago nyuapnya jadinya prodaknya gagal.
BalasHapusWah kayaknya paham bener nih sama korea ...
BalasHapusJadi mending pilih mana nih, kalau boleh milih ...
Jepang? Apa home made aja?