Apabila kita berjalan tanpa kompas maka kita dapat menggunakan beberapa cara untuk menentukan arah.
1. Tanda-tanda medan
Kuburan islam selalu menunjuk arah utara.
Arah masjid selalu menghadap kiblat (kiblat untuk indonesia kearah barat laut)
Pohon yang berlumut tebal biasanya menujukkan arah timur.
Dengan melihat sarang semut, sarang semut yang terletak di dekat pohon menunjukkan arah barat
Tajuk pohon yang paling lebat berada di arah barat
2. Dengan bantuan peralatan
a) Arloji
1) Letakkan arloji mendatar diatas telapak tangan.
2) Arahkan angka/ titik 12 searah posisi matahari (bisa menggunakan arah bayangan benda yang lurus dan tegak )
3) Tarik garis khayal melalui pusat dan titik 12, sehingga terbentuk sudut antara jarum pendek dan titik 12.
4) Buat garis pembagi sudut, hingga sudut tersebut diatas terbagi dua sama besar.
5) Garis bagi tersebut akan menunjukkan arah utara (arah utara sebenarnya/ kutup utara bumi)
Catatan : perhitungan ini masih dipengaruhi adanya titik pusat pembagian waktu indonesia, sehingga arah utara tidak tepat/invalid.
Gambar: Menentukan arah dengan arloji
b) Pisau Silet
1) Siapkan air dalam tempat yang tidak terlalu kecil dan airnya cepat tenang.
2) Letakkan pisau silet di atas permukaan air, jangan sampai tenggelam.
3) Tunggu sampai pisau silet diam.
4) Arah yang ditujukkan ujung jarum adalah arah utara dan selatan.
c) Jarum Jahit
1) Siapkan air dalam tempat yang tidak terlalu kecil dan airnya cepat tenang.
2) Tusukkan jarum tersebut pada gabus yang tipis.
3) Letakkan di atas permukaan air, jangan sampai tenggelam.
4) Tunggu sampai diam.
5) Arah yang ditunjukkan ujung jarum adalah arah utara.
3. Perbintangan
a) Matahari terbit dan terbenam
- Dengan bayangannya :
Dari bayangan panjang ke bayangan pendek menunjukkan arah timur
Dari bayangan pendek ke bayangan panjang menunjukkan arah barat
b) Bulan
- Bulan terbit dan terbenam - Bayangan hitam pada bulan purnama menunjukkan arah utara
Konstelasi Bintang
Langit adalah kitab yang terbentang, bumi adalah kitab yang terhampar, manusia adalah kitab yang berjalan, ……………… [Ketika Tuhan Jatuh Cinta - Wahyu Sujani]
Wajar dan sudah kodratnya manusia pernah kehilangan arah. Tersesat tak tentu arah dalam suatu perjalanan. Baik itu perjalanan ke suatu tempat maupun perjalanan dalam suatu “pencarian spiritual”(:p).
The solutions are… pake kompas, peta dan GPS ato Hp yang sudah terintegrasi dengan GPS. Tapi ga semua orang setiap hari membawa barang itu atau malah tidak punya. Solusi lain adalah tentu saja tanya – tanya ke orang setempat.
Yang jadi masalah saat tidak ada orang yang bisa ditanyai ( atau kita malu nanya :p ). Gampangannya kita berpatokan pada Masjid/Surau atau posisi gawang lapangan sepakbola. Itu kalo kita menemukan salah satunya. Tapi apa yang terjadi kalo kita di hutan atau daerah yang jauh dari pemukiman ?
Tidak hanya saat kita dalam suatu perjalanan ke suatu tujuan, namun juga saat kita akan menentukan arah kiblat, at least menambah keyakinan kita pada arah kiblat. Biasanya kita main feeling saja. Sayang, feeling kadang salah saat kita menghadapi ujian kehidupan :p.
Secara “tanpa sadar”,saat kita tidak tahu arah dimana tidak ada petunjuk apapun atau alat bantu (kompas, GPS dll ) arah,tidak jarang kita akan menengadah, minimal liat ke atas. Suatu reflek manusia mengingat pada Yang Di Atas dalam kepasrahan. Karena apa ? Di atas ada sebuah petunjuk, bintang.
Posisi konstelasi bintang bisa dijadikan petunjuk arah mata angin sebagaimana telah digunakan manusia sejak dulu sebelum kompas ditemukan. Ini dia rasi – rasi bintang itu :
a.Rasi Bintang Orion ( Bintang Waluku/Bajak/Belantik) untuk arah Barat
Ini adalah kontelasi paling mudah dikenali .Ciri khasnya adalah tiga buah bintang yang terang, saling berdekatan dan dalam satu garis lurus. Tiga bintang itu disebut sabuk orion. Satu garis yang menghubungkan tiga bintang itu bisa dijadikan petunjuk arah kiblat. Tampak paling jelas pada pukul 21.00 selama bulan Januari.
b. Rasi Bintang Crux ( Pari, Layang – laying, Gubung Penceng ) untuk arah selatan
Konstelasi terkecil ini tampak paling jelas pada pukul 21.00 selama bulan Mei.
c. Rasi Bintang Ursa Minor ( Biduk, bintang tujuh ) untuk arah utara
Di dunia maritim, terutama para nelayan, rasi ini dijadikan petunjuk untuk memperkirakan titik utara langit, dengan menarik garis lurus dari dua bintang (alfa dan beta) ke arah horison. Tampak paling jelas pada pukul 21.00 selama bulan Juni.
“ And it is He who placed for you the stars that you may be guided by them through the darknesses of the land and sea. We have detailed the signs for a people who know “
(Surat Al-’An`ām (The Cattle) 6:97 )
Catt :
Petani Jawa menggunakannya sebagai petunjuk masa dimulainya penanaman padi di sawah tadah hujan.
Crux juga tampak pada lambang negara Brasil
sumber:
http://jelajahalambebas.blogspot.com/2011/03/menentukan-arah-tanpa-kompas.html
http://bigkodok.blogspot.com/2010/05/selain-menggunakan-kompas-kita-juga.html
http://engineear.net/2011/09/09/tentukan-arah-dengan-mengeja-konstelasi-bintang/#more-2412
Jendela Informasi Nusantara - Jendela Informasi Dunia - Berbagi Apa Saja dalam Indahnya Berbagi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar