Jendela Informasi Nusantara - Jendela Informasi Dunia - Berbagi Apa Saja dalam Indahnya Berbagi
Senin, 24 Juni 2013
Home »
Tips
,
Tips Kesehatan
»
Mariyuana, Obat Diabetes Masa Depan?
shutterstockIlustrasi : Daun ganja.
KOMPAS.com — Para ilmuwan terus mengeksplorasi kemampuan tanaman mariyuana alias ganja dalam pengobatan. Studi teranyar menyebutkan, ganja mengandung komponen yang bisa membantu mengontrol gula darah.
Daun ganja juga memiliki kaitan yang kuat dengan berat badan. Selain meningkatkan nafsu makan, daun ganja ternyata bisa membantu seseorang untuk tetap langsing.
Tiga studi terakhir menunjukkan, para pengguna mariyuana mempunyai risiko lebih kecil mengalami kegemukan. Selain itu, mereka juga memiliki risiko diabetes lebih rendah dan nilai indeks massa tubuhnya lebih kecil. Ketiga manfaat tersebut didapatkan meski para pengguna ganja mengasup lebih banyak kalori.
Bagaimana hal tersebut terjadi? Salah satu alasannya adalah karena pengguna mariyuana memiliki metabolisme karbohidrat lebih baik.
"Level insulin puasa mereka juga lebih rendah dan mereka juga memiliki risiko lebih rendah mengalami resistensi insulin (kondisi yang memicu diabetes) akibat kemampuan tubuh mereka dalam menjaga kadar gula darah normal," kata Murray Mittleman, peneliti dari Harvard Medical School.
Penelitian yang dilakukan Mittleman itu meliputi 4.600 pria dan wanita yang berpartisipasi dalam National Health and Nutrition Examination Survey antara tahun 2005-2010.
Dari para responden tersebut, 48 persen pernah mengisap mariyuana paling tidak sekali dalam hidup mereka dan 12 persen masih mengisap sampai sekarang.
Para peneliti mengontrol faktor risiko lain yang berpengaruh pada risiko diabetes, seperti usia, jenis kelamin, penggunaan akohol, kebiasaan merokok, dan aktivitas fisik.
Kendati faktor-faktor risiko itu diperhitungkan, para pengguna mariyuana sampai sekarang memiliki level insulin puasa 16 persen lebih rendah dibanding orang yang tidak pernah mengisap atau sudah tidak mengisap lagi. Para pengisap ganja itu juga mendapatkan penurunan kadar resistensi insulin sekitar 17 persen.
Level insulin puasa dan juga kadar resistensi insulin terkait erat dengan terjadinya diabetes tipe dua serta obesitas.
Para pengguna mariyuana ternyata juga memiliki kadar kolesterol baik lebih tinggi, yang bisa melindungi tubuh dari penyakit jantung. Secara umum, mereka juga memiliki lingkar pinggang lebih kecil.
Para peneliti belum memahami dengan jelas kaitan tersebut karena penelitian ini bukanlah studi kontrol. Belum diketahui pula apakah mariyuana atau faktor gaya hidup lain yang dimiliki para responden yang menyebabkan mereka mendapat sejumlah keuntungan kesehatan tersebut.
Salah satu dugaan adalah pengaruh mariyuana pada reseptor tertentu di otak yang berkaitan dengan nafsu makan dan metabolisme.
sumber
Mariyuana, Obat Diabetes Masa Depan?
shutterstockIlustrasi : Daun ganja.
KOMPAS.com — Para ilmuwan terus mengeksplorasi kemampuan tanaman mariyuana alias ganja dalam pengobatan. Studi teranyar menyebutkan, ganja mengandung komponen yang bisa membantu mengontrol gula darah.
Daun ganja juga memiliki kaitan yang kuat dengan berat badan. Selain meningkatkan nafsu makan, daun ganja ternyata bisa membantu seseorang untuk tetap langsing.
Tiga studi terakhir menunjukkan, para pengguna mariyuana mempunyai risiko lebih kecil mengalami kegemukan. Selain itu, mereka juga memiliki risiko diabetes lebih rendah dan nilai indeks massa tubuhnya lebih kecil. Ketiga manfaat tersebut didapatkan meski para pengguna ganja mengasup lebih banyak kalori.
Bagaimana hal tersebut terjadi? Salah satu alasannya adalah karena pengguna mariyuana memiliki metabolisme karbohidrat lebih baik.
"Level insulin puasa mereka juga lebih rendah dan mereka juga memiliki risiko lebih rendah mengalami resistensi insulin (kondisi yang memicu diabetes) akibat kemampuan tubuh mereka dalam menjaga kadar gula darah normal," kata Murray Mittleman, peneliti dari Harvard Medical School.
Penelitian yang dilakukan Mittleman itu meliputi 4.600 pria dan wanita yang berpartisipasi dalam National Health and Nutrition Examination Survey antara tahun 2005-2010.
Dari para responden tersebut, 48 persen pernah mengisap mariyuana paling tidak sekali dalam hidup mereka dan 12 persen masih mengisap sampai sekarang.
Para peneliti mengontrol faktor risiko lain yang berpengaruh pada risiko diabetes, seperti usia, jenis kelamin, penggunaan akohol, kebiasaan merokok, dan aktivitas fisik.
Kendati faktor-faktor risiko itu diperhitungkan, para pengguna mariyuana sampai sekarang memiliki level insulin puasa 16 persen lebih rendah dibanding orang yang tidak pernah mengisap atau sudah tidak mengisap lagi. Para pengisap ganja itu juga mendapatkan penurunan kadar resistensi insulin sekitar 17 persen.
Level insulin puasa dan juga kadar resistensi insulin terkait erat dengan terjadinya diabetes tipe dua serta obesitas.
Para pengguna mariyuana ternyata juga memiliki kadar kolesterol baik lebih tinggi, yang bisa melindungi tubuh dari penyakit jantung. Secara umum, mereka juga memiliki lingkar pinggang lebih kecil.
Para peneliti belum memahami dengan jelas kaitan tersebut karena penelitian ini bukanlah studi kontrol. Belum diketahui pula apakah mariyuana atau faktor gaya hidup lain yang dimiliki para responden yang menyebabkan mereka mendapat sejumlah keuntungan kesehatan tersebut.
Salah satu dugaan adalah pengaruh mariyuana pada reseptor tertentu di otak yang berkaitan dengan nafsu makan dan metabolisme.
sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar