Jumat, 02 Agustus 2013

Home » , » Manajemen Keuangan Mudik, Perhitungkan Agar Tak Tekor

Manajemen Keuangan Mudik, Perhitungkan Agar Tak Tekor


Perencanaan perjalanan liburan lebaran sebaiknya harus diikuti pula dengan perencanaan keuangan yang tepat. Perhitungan terkait pengeluaran uang tidak hanya mencakup keperluan dasar saja, namun harus mendetail termasuk kebutuhan yang tidak terduga. Terlebih setiap tahun harga komoditas mengalami kenaikan, sehingga perlu meng-update perhitungan agar tak tekor. Setelah itu, buatlah klasifikasi yang disesuaikan dengan skala kebutuhan.

“Manajemen keuangan yang efektif terbagi atas 3 besar. Pertama uang perjalanan, mencakup uang transport dan uang siaga bila terjadi masalah dengan kendaraan. Kedua uang kegiatan mudik, yakni uang yang disiapkan selain transport dan uang siaga. Ketiga uang setelah mudik adalah uang yang harus disediakan saat kita pulang mudik. Ini penting karena kita masih harus menjalani hidup setalah mudik,” terang Eko Endarto, selaku Financial Planner dari Finansia Consulting.

Untuk mempermudah dalam penyimpanan uang, maka perlu siasat jitu yang mempermudah kontrol pengeluaran keuangan. “Caranya dibuat mudah saja, setiap bagian harus dipisah pertanggungjawaban serta orang yang memegangnya. Misalnya alokasi uang untuk transportasi dan akomodasi selama perjalanan dipegang oleh suami. Kemudian uang kegiatan selama mudik atau liburan dipegang oleh istri. Kemudian uang setelah mudik diamankan di rekening bank,” lanjut Eko.

Simulasi Perencanaan Keuangan

Agar obyektif dalam menggambarkan kebutuhan keuangan selama liburan, maka buatlah perhitungan alokasi dana berdasarkan kebutuhan per hari. Seperti yang dicontohkan oleh Eko. “Buat penjatahan untuk masing-masing hari. Misalnya biaya transport untuk 2 hari adalah Rp 1 juta, maka siapkan uang Rp 500 ribu untuk 1 hari. Catatlah semua pengeluaran, sehingga di akhir hari bisa dikalkulasi sesuai target pengeluaran,” beber Eko merinci.

Hal yang tidak kalah penting adalah kontrol pengeluaran. Eko berpendapat bahwa batasan angka pengeluaran perlu dibuat. “Misalnya untuk pengeluaran dibawah Rp 500 ribu bisa pakai uang tunai, namun untuk pengeluaran diatas Rp 500 ribu gunakan kartu ATM. Hal ini untuk mempermudah pemantauan pengeluaran,” urai Eko.

(mobil.otomotifnet.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar