Suzuki Ertiga yang Fenomenal |
Suzuki Ertiga menjadi raja baru di kelas Low MPV dengan penggerak FWD,
kehadiran Honda Freed dan Nissan grand Livina ternyata tidak bisa
menenggelamkan kesaktian si-kembar Toyota Avanza Daihatsu Xenia. Suzuki
Ertiga ternyata mampu menggangu keperkasaan si Xenia walaupun sangat
sulit mengejar kesuksesan sang Legenda Toyota Avanza.
Sang Penguasa MPV Indonesia (Avanza) |
Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia pantas menjadi MPV terlaris karena
sejak kehadirannya di tahun 2004 sampai sekarang banyak prestasi yang
telah diraihnya walaupun bagi sebagian orang akan terasa membosankan
karea hampir semua orang first buyer akan memilih mobil ini. Kehadiran
Suzuki Ertiga terasa mengejutkan semua pengamat otomotif nasional karena
penjualannya langsung menyaingi penjualan Xenia dan Toyota Kijang
Innova di level 5000-7000 unit per bulan.
Mengapa Suzuki Ertiga Bisa Laris, secara garis besara ada 4 point kesuksesan Ertiga
- Suzuki Ertiga mengambil basis dari Suzuki Swift yang monokok dan penggerak roda depan sehingga kesan mengendarai sedan yang lebih nyaman akan terasa dibandingkan saingannya. Kegesitan membelah lalu lintas kota jelas lebih unggul FWD dibandingkan RWD yang dimiliki oleh Toyota Avanza.
- Keiritannya jauh mengungguli Toyota Avanza-Daihatsu Xenia : Suzuki Ertiga bisa bermain di area 12-18 km/jam sedangkan Toyota Avanza hanya bisa di kisaran 10-15 km/jam. Hal ini karena efisiensi penyaluran tenaga FWD pada Suzuki Ertiga lebih baik dari RWD.
- Fitur Suzuki Ertiga yang menyematkan Immobilizer, Amrest di bangku belakang, audio yang lebih mumpuni, ABS EBD dan Air Bag pada type tertinggi membuat Toyota Avanza harus mengakui keunggulan Suzuki Ertiga.
- Kabin secara total lebih luas dibandingkan Avanza walaupun tidak terlalu signifikan. Sistem pelipatan bangku No 2 juga lebih mudah dan fleksibel walaupun sayang dengan cara pelipatan sepertiga itu menyebabkan jok no.2 mudah kotor saat ada beban diatasnya.
Setelah berjualan hampir 1 tahun,
kesuksesan Suzuki Ertiga membuat first buyer MPV yang bosan dengan
design Avanza akhirnya menjatuhkan pilihannya pada Ertiga. Apa
konsekuensinya membeli Ertiga adalah bagaimana bisa memahami karakter
build quality dari produk Suzuki sehingga kelemahannya bisa dijadikan
bahan improvement bagi konsumen di tanah air.
Kehebatan Suzuki Aerio, Suzuki Baleno
dan Suzuki SX-4 yang diawal sangat memikat akhirnya harus tenggelam di
tengah persaingan ketat produsen kendaraan dari Jepang dan
Eropa/Amerika. Lihatlah bagaimana Suzuki Swift yang notabene adalah satu
kasta mesin dengan Ertiga tidak bisa berbuat banyak untuk merusak angka
penjualan Yaris dan Jazz. Artinya Suzuki Ertiga sangat rawan untuk
disaingi jika ada produk serupa (Low MPV dengan FWD) yang berharga mirip
dengannya........hal ini tercermin dari Suzuki Swift yang sulit
menembus angka penjualan yang bagus.
Kehadiran Cevrolet Spin yang juga
FWD, Nissan Grand New Livina mungkin akan sedikit menghambat angka
penjualan Suzuki Ertiga. Berikut ini adalah keluhan dan kelemahan Suzuki
Ertiga versi pengguna yang jika pihak produsen mobil Suzuki tidak
melakukan perbaikan maka di masa 1-2 tahun yang akan datang akan
meruntuhkan kesuksesannya saat ini :
Kelemahan Keluhan Suzuki Ertiga versi Pengguna : (Dari berbagi sumber : kaskus, ulasan otomotif, forum diskusi otomotif,
- Bau Sangit di kecepatan diatas 100 km/jam (bahkan ada yang merasakan di kecepatan 80-90 km/jam) Penyebabnya adalah material ceramica catalic converter yang pada suhu tinggi akan mengeluarkan bau sangit dan bau tersebut ternyata tembus sampai kabin (sumber kebocoran inilah yang sampai saat ini masih belum dipastikan posisinya). Suzuki harus bisa menambah rapat/kedap celah yang membatasi ruang mesin dan kabin mobil. Bau gosong atau sangit ini bisa bertahan bulanan sehingga sangat mengganggu kabin. Sebenarnya hampir semua mobil yang punya CC akan mengalami hal yang sama bedanya adalah kualitas peredaman kabin dan ruang mesin yang berbeda untuk setiap produsen mobil. jadi jika ini dialami sewajarnya konsumen harus klaim ke Suzuki untuk mencari sumber celah masukknya bau sangit tersebut.
- Bau asap kendaraan truk, bus atau bahkan motor 2 tak jika Ertiga dibelakangnya masuk ke kabin, ini mungkin penyebabnya sama dengan no.1 yaitu sistem sekat antara kabin dan ruang mesin/luar body masih harus ditingkatkan kekedapannya.
- Cat body ternyata sangat tipis seperti mobil sekelasnya, dan bagian yang tidak terlihat terkesan QCnya kurang baik.
- Pelayanan purna jual terutama di pinggiran kota masih jauh dari
harapan konsumen, kemungkinan disebabkan karena investasi di bagian ini
membutuhkan biaya yang sangat tinggi, ketersediaan bengkel yang mumpuni
masih terbatas karena tidak siap dengan angka penjualan Ertiga yg
tinggi. keluhan pasti berkisar pada penanganan problem kendaraan,
kelengkapan infrastruktur bengkel yang memadai, sumber daya manusia yang
terbatas, suasana bengkel yang sempit/terbatas, dan waktu penanganan
masalah kendaraan yang cukup lama. Jika angka penjualan tetap tinggi di
5,000-7,000 per bulan dan Suzuki tidak menambah layanan bengkel maka
bisa dipastikan akan terjadi penurunan kualitas layanan purna jualnnya.
Suasana Bengkel Suzuki - Ban yang dipakai adalah type ekonomis sehingga kualitas dalam kabin
akan berkurang akibat type ban yang ekonomis. Banyak pengguna yang
melakukan improvement dengan mengisi ban nitrogen dan yang paling
bijaksana adalah mengganti ban yang lebih baik pada saat 40,000 km.
Ban Type Eco pada Suzuki Ertiga - Kualitas Akhir Suzuki masih belum menyaingi kompetitornya, banyak
keluhan Ertiga karena finishing kendaraan yang tidak melalui QC yang
ketat seperti : Kerataan pintu depan dan belakag, pintu belakang yang
sulit terbuka, gejalan ndut-ndutan karena kualitas CC yang buruk,
bebunyian/getaran di dashboard yang sulit terlacak dan lain lagi.
Intinya tidak semua pengguna mengalami tetapi mengindikasikan bahwa
tidak dilakukan kontrol kualitas yang ketat sehingga lolos sapai
konsumen. Ini terbukti dari penghargaan JD Power (Lembaga riset kepuasan
pelanggan) jatuh pada Toyota Avanza (79 PP 100) sedangkan Ertiga di
posisi ke-3 dengan (85 PP 100) dibawah Daihatsu Luxio yang juga (85 PP
100). Sebagai pembanding Toyota Kijang Innova memiliki 67 PP 100.
Keluhan2 pengguna Suzuki Ertiga juga banyak ditemukan pada forum suzuki ertiga club di http://www.ertigaclubindonesia.org/forum/index.php?board=27.20. Mungkin mobil kompetitornya mengalami yang sama pada awal2 produksi, sehingga Suzuki sebagai produsen mobil yang sedang "dipercaya" oleh konsumen Indonesia harus terus melakukan perbaikan mutu.
- Posisi bangku ke 3 memang bisa dilipat rebah sehingga memperluas
ruang bagasi tetapi cara pelipatannya menyebabkan jok belakang bisa
cepat kotor, bisa ketumpahan cairan barang bawaan, dan posisi jok
belakang bisa menjadi tumpuhan barang bawaan (jok bisa rusak).
Posisi Jok ke-2 dan ke-3 yang tidak fungsional. - Jika dimuati penuh, apalagi saat tanjakan maka sangat sulit
mengendalikan ertiga secara nyaman. Raungan mesin yang hanya 95 HP dan
dimuati penuh di tanjakan memang jadi kendala bagi Ertiga. Hal ini juga
di alamai oleh Nissan grand livina atau mobil city car. dibutuhkan rpm
tinggi ntuk bisa berakselerasi nyaman. Kelemahan ini akan tambah berasa
saat kondisi tanjakan licin karena hujan ditambah usia ban yang sudah
> 30,000 km.
Tanjakan yang bisa jadi Rintangan. - Seperti mobil FWD lainnya, radius putar di putaran atau diparkiran tidak leluasa seperti MPV RWD. Hal ini juga dialami oleh seluruh kendaraan FWD karena sistem penggeraknya memang dirancang untuk membatasi ruang gerak poros rodanya.
- Seperti mobil FWD (sedan, hatchback) maka ertiga membutuhkan perawatan yang lebih mahal jika ingin tetap merasakan kenikmatan mengendarai mobil terasa sedan. Jika terlambat mengantaisipasi kelemahan pada sistem penggeraknya misalnya tie rod, ball joint dan sekitarnya, maka bunyi-bunyian kaki-kakinya akan merusak kenikmatan mengendai mobil FWD. Kenyamanan Ertiga menyebabkan penggunanya tidak menyadari melakukan pengendalian agresif dijalanan berlubang, rusak, keriting dan gunduk.....hal ini bisa semakin mempercepat usia kaki-kakinya.
- Jaringan bengkel Suzuki yang mulai kedodoran mengantisipasi angka penjualan Ertiga yang tinggi menyebabkan kualtitas pelayanan akan semakin buruk. Apalagi biaya membangun jaringan after market yang memadai dibutuhkan investasi yang sangat tinggi.
- Usia MPV yang FWD dalam sejarahnya tidak setangguh MPV yang RWD. Lihatlah bagaimana rental kendaraan akan didominasi oleh Avanza karena daya jelajah dan ketangguhannya sudah terbukti. Jalanan di Indonesia yang justru semakin jelek dari tahun ketahun akan menambah beban berat bagi MPV sekelas Ertiga dan Grand Livina.
Penulis
mengibaratkan Ertiga adalah Wanita Cantik yang perlu perlakuan khusus
dan jangan diajak ke sembarang tempat karena akan merusak kecantikannya.
Sedangkan Avanza-Xenia, APV, Luxio adalah wanita biasa yang tangguh
yang mau diajak susah dan senang, bisa menemani ke segala penjuru. Jadi
bagi pemilik Ertiga maka banggalah karena anda adalah pemilik wanita
cantik...........sehingga harus rajin merawatnya dan memperlakukannya
dengan baik.
Bagi
pihak Suzuki kelemahan diatas adalah masukan besar dari pengguna,
sehingga bisa dilakukan perbaikan di lini produksi, membangun sistem
kontrol kualitas yang ketat, menginvestasikan keuntungannya untuk
membangun jaringan purna jual yang baik dan terus meningkatkan inovasi
kendaraan yang sesuai selera masyarakat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar