Jendela Informasi Nusantara - Jendela Informasi Dunia - Berbagi Apa Saja dalam Indahnya Berbagi
Senin, 04 Maret 2013
Home »
News
»
Dahlan pun Menangis Melihat Nasib TKI Hong Kong
Jakarta - "Kalau sekarang buruh nanti nyuruh, sekarang karyawan nanti Palon (bos)!" Teriak Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Suasana ruang kelas pelatihan dasar 'Mandiri Sahabatku' di Grand Harbour, Causebay, Hong Kong, mendadak riuh. Seorang. menteri yang terkenal ngeyel tiba-tiba hadir di hadapan mereka, memberi motivasi. Namun, sekejap suasana itu hilang. Sang menteri tiba-tiba terisak tangis saat seorang bocah perempuan tampil di panggung menyampaikan kerinduan kepada ibunya yang sudah enam tahun merantau di Hong Kong sebagai buruh migran.
Salsabila Dinda Zahra (9) nama bocah perempuan itu. Dia sengaja ditampilkan di tengah seribuan buruh migran saat seluruh peserta diminta berdiri dan membayangkan dengan mata tertutup bakal usaha apa yang akan kelak mereka lakukan bila nanti kembali ke negeri sendiri.
Tidak sedikit dari mereka mengernyitkan kening. Ada pula yang sesekali mengetukan jari-jemarinya ke kepala. Ada juga yang menepuk-nepuk paha dengan telapak tangan. Bisa jadi mereka tengah memacu ide usaha apa yang akan mereka geluti.
"Saya rindu ibu saya, sudah enam tahun tidak ketemu dari umur 2 tahun," tiba-tiba suara Salsabila terdengar dari pengeras suara.
Suasana yang semula hening mendadak riuh oleh suara isak tangis peserta. Mereka belum tahu siapa gadis kecil yang ada di panggung itu.
Peserta pun membalikan badan mereka, peserta yang merupakan ibunda dari Salsabila diminta untuk menaiki panggung. Sekejap, Darri Carlim (35) berlari menuju panggung sambil menangis. Sesampainya di panggung, Darri tak kuasa menahan peluk anaknya dan juga ayahnya Carlim Indra (55) yang turut hadir.
"Rata-rata buruh migran di Hong Kong adalah kaum ibu. Ada 2 ribuan lebih ibu yang bekerja di sini. Bila diasumsikan seorang ibu memiliki dua anak, artinya ada 4 ribu anak yang tumbuh tanpa kasih sayang ibu mereka," ucap Antonius Tanan, Presiden UCEC.
Dahlan Iskan yang duduk di deret pertama, rupanya tak kuasa menahan haru. Dia pun menuju panggung untuk menyalami keluarga buruh migran tersebut.
Tidak ada sepatah katapun yang meluncur dari mulut sang menteri. Sesekali dia mengusap air matanya dengan tangannya, lalu berpelukan.
Program yang diinisiasi Bank Mandiri dan Ciputra University Enterpreneurship Center (CUEC), dirancang untuk pembekalan para buruh migran berwiraswasta bila kelak kembali ke kampung halaman.
Sebelumnya, beragam acara ditampilkan, salah satunya adalah kisah-kisah para buruh migran selama berada di Hong Kong. Ada majikan yang rela mengasuh buruh migran ketika sakit, majikan yang memberikan waktu agar buruh tersebut bersekolah, dan ada pula yang sengaja tidak memperpanjang kontrak kerjanya demi mengikuti program pelatihan wiraswasta.
"Bos tidak marah waktu saya tidak perpanjang kontrak, malah memberi dukungan supaya saya punya pelajaran," ujarnya.
"Semoga tidak ada lagi bangsa kita yang dijajah oleh bangsa kita sendiri," ujarnya.
(detik/4/3/13)
Dahlan pun Menangis Melihat Nasib TKI Hong Kong
Jakarta - "Kalau sekarang buruh nanti nyuruh, sekarang karyawan nanti Palon (bos)!" Teriak Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Suasana ruang kelas pelatihan dasar 'Mandiri Sahabatku' di Grand Harbour, Causebay, Hong Kong, mendadak riuh. Seorang. menteri yang terkenal ngeyel tiba-tiba hadir di hadapan mereka, memberi motivasi. Namun, sekejap suasana itu hilang. Sang menteri tiba-tiba terisak tangis saat seorang bocah perempuan tampil di panggung menyampaikan kerinduan kepada ibunya yang sudah enam tahun merantau di Hong Kong sebagai buruh migran.
Salsabila Dinda Zahra (9) nama bocah perempuan itu. Dia sengaja ditampilkan di tengah seribuan buruh migran saat seluruh peserta diminta berdiri dan membayangkan dengan mata tertutup bakal usaha apa yang akan kelak mereka lakukan bila nanti kembali ke negeri sendiri.
Tidak sedikit dari mereka mengernyitkan kening. Ada pula yang sesekali mengetukan jari-jemarinya ke kepala. Ada juga yang menepuk-nepuk paha dengan telapak tangan. Bisa jadi mereka tengah memacu ide usaha apa yang akan mereka geluti.
"Saya rindu ibu saya, sudah enam tahun tidak ketemu dari umur 2 tahun," tiba-tiba suara Salsabila terdengar dari pengeras suara.
Suasana yang semula hening mendadak riuh oleh suara isak tangis peserta. Mereka belum tahu siapa gadis kecil yang ada di panggung itu.
Peserta pun membalikan badan mereka, peserta yang merupakan ibunda dari Salsabila diminta untuk menaiki panggung. Sekejap, Darri Carlim (35) berlari menuju panggung sambil menangis. Sesampainya di panggung, Darri tak kuasa menahan peluk anaknya dan juga ayahnya Carlim Indra (55) yang turut hadir.
"Rata-rata buruh migran di Hong Kong adalah kaum ibu. Ada 2 ribuan lebih ibu yang bekerja di sini. Bila diasumsikan seorang ibu memiliki dua anak, artinya ada 4 ribu anak yang tumbuh tanpa kasih sayang ibu mereka," ucap Antonius Tanan, Presiden UCEC.
Dahlan Iskan yang duduk di deret pertama, rupanya tak kuasa menahan haru. Dia pun menuju panggung untuk menyalami keluarga buruh migran tersebut.
Tidak ada sepatah katapun yang meluncur dari mulut sang menteri. Sesekali dia mengusap air matanya dengan tangannya, lalu berpelukan.
Program yang diinisiasi Bank Mandiri dan Ciputra University Enterpreneurship Center (CUEC), dirancang untuk pembekalan para buruh migran berwiraswasta bila kelak kembali ke kampung halaman.
Sebelumnya, beragam acara ditampilkan, salah satunya adalah kisah-kisah para buruh migran selama berada di Hong Kong. Ada majikan yang rela mengasuh buruh migran ketika sakit, majikan yang memberikan waktu agar buruh tersebut bersekolah, dan ada pula yang sengaja tidak memperpanjang kontrak kerjanya demi mengikuti program pelatihan wiraswasta.
"Bos tidak marah waktu saya tidak perpanjang kontrak, malah memberi dukungan supaya saya punya pelajaran," ujarnya.
"Semoga tidak ada lagi bangsa kita yang dijajah oleh bangsa kita sendiri," ujarnya.
(detik/4/3/13)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar