Jumat, 29 Maret 2013

Home » » Susahnya Menjelaskan Santet dengan Ilmu Medis

Susahnya Menjelaskan Santet dengan Ilmu Medis




Dunia Informasi - Tidak semua hal bisa dijelaskan dengan pendekatan ilmiah, termasuk yang berhubungan dengan kesehatan. Ilmu santet atau tenung adalah salah satunya, banyak terjadi di masyarakat tetapi keberadaannya tidak terjangkau ilmu kedokteran.

"Nggak ada itu. Dunia kedokteran nggak mengenal itu (santet)," kata dr Farid W Husain, SpB(K), dokter bedah yang saat ini aktif sebagai pengurus pusat Palang Merah Indonesia (PMI), Kamis (28/3/2013).
Menurut dr Farid, tugas dokter adalah menolong sesama manusia dengan ilmu yang dimilikinya. Jadi bila ada fenomena yang tidak bisa dijelaskan seperti halnya santet, maka hanya akan dianggap sebagai gejala penyakit yang apapun penyebabnya tetap harus diobati.
Tahun 2011 silam, detikHealth juga sempat mewawancarai d
r Khamaruddin Said, SpB, seorang dokter bedah yang mengeluarkan puluhan paku dari tubuh Safira, bocah 3 tahun di Pare-pare, Sulawesi Selatan. Meski kaget mendapati fenomena ini, dr Khamaruddin kala itu tetap melihatnya secara ilmiah.
"Bagi kami, paku dan jarum tersebut adalah benda asing di dalam tubuh manusia. Benda-benda itu kami temukan di betis, lengan serta punggung dan harus kita keluarkan lewat operasi. Itu penjelasan medisnya," ujarnya kala itu.

Persoalan dari mana jarum dan paku-paku itu berasal, dr Khamaruddin merasa tidak punya wewenang untuk menelusuri. Ada banyak kemungkinan jika ingin menduga-duga, tetapi yang terpenting adalah mengeluarkan benda asing tersebut dari tubuh sebelum memicu infeksi.

Konsultan saluran cerna dari RS Cipto Mangunkusumo, Dr H Ari F Syam SpPD-KGEH, MMB, FINASIM juga mengakui bahwa tidak semua hal bisa dijelaskan secara ilmiah. Namun ia bersyukur, sejauh ini tidak pernah menemukan kasus-kasus yang berada di luar nalar.

"Selama 23 tahun saya praktik, belum pernah sekalipun saya menemukan kasus yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah," kata Dr Ari Syam.

Sementara itu, dr Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGT dari RS Medistra lebih tegas mengatakan bahwa santet susah untuk dibuktikan. Karena baginya santet sulit masuk di akal, maka memasukkannya ke dalam undang-undang dianggapnya kurang kerjaan.

"Santet susah dibuktikan. Orang-orang biasanya suka bilang itu (santet) karena dia sakit hati dengan orang lain, akhirnya jadi begitu. Santet-santet. Kurang kerjaan saja sih kalau santet dimasukkan ke dalam undang-undang," kata dr Rima.

(detik/28/3/13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar