Jumat, 29 Juni 2012

Home » Kesederhanaan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad

Kesederhanaan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad



Sebuah ulasan mengenai sikap kesederhaan seorang pemimpin bangsa, semoga ulasan singkat ini dapat memberi inpirasi kepada siapa saja yang membaca tulisan ini, tanpa maksud untuk menonjolkan pribadi seseorang.

Adalah seorang Mahmoud Ahmadinejad, yang tetap dalam kesederhanaannnya meskipun ia menduduki jabatan tertinggi di Iran, sebuah negara yang kaya akan minyak di Timur Tengah.

Sekilas mengenai latar belakang

1.   Mahmud Ahmadinejad adalah Presiden Iran yang keenam sejak tanggal 3 Agustus 2005.

2.   Ia pernah menjabat walikota Teheran dari 3 Mei 2003 hingga 28 Juni 2005 waktu ia terpilih sebagai presiden.
3.   Mahmud Ahmadinejad lulus dari Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) dengan gelar doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi.Pada tahun 1980, dia adalah ketua perwakilan IUST untuk perkumpulan mahasiswa, dan terlibat dalam pendirian Kantor untuk Pereratan Persatuan (daftar-e tahkim-e vahdat), organisasi mahasiswa yang berada di balik perebutan Kedubes Amerika Serikat yang mengakibatkan terjadinya krisis sandera Iran.
4.   Pada masa Perang Iran-Irak, Ahmedinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi Islam pada tahun 1986. Dia terlibat dalam misi-misi di Kirkuk, Irak. Dia kemudian menjadi insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran. Setelah perang, dia bertugas sebagai wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy, Penasehat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam, dan gubernur provinsi Ardabil dari 1993 hingga Oktober 1997.
5.   Kesederhanaan Ahmadinejad Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei sangat antusias dengan penyerahan kekuasaan yang berjalan mulus. Dalam resepsi perpisahan bagi Presiden Mohammad Khatami dan kabinetnya, Khamenei bersikap rujuk dengan para tokoh pembaru yang kini benar-benar mundur dari ajang politik. Tiap menteri memperoleh kitab suci Al-Quran sebagai hadiah perpisahan dan kemudian mereka makan bersama. Bukan pada meja yang istimewa, melainkan di atas permadani, dan sangat sederhana.Mungkin ini merupakan tanda pertama dari kebijakan Teheran selanjutnya. Kemewahan dan kemegahan digantikan dengan kesederhanaan. Presiden baru, Mahmud Ahmadinejad memberikan teladan. Ia hanya mengenakan stelan safari dan bukan jubah yang istimewa.
6.   Pemberantasan korupsi sebelum diresmikan dalam jabatannya ia sudah mulai melaksanakan programnya. Misalnya, parlemen sudah mengijinkan pemberian kredit untuk membeli rumah dan apartemen, agar masalah tempat tinggal bagi mereka yang kurang mampu untuk sementara dapat diatasi. Pemilik rumah yang mengkhawatirkan akan jatuhnya harga properti dapat merasa lega. Karena pasaran properti kini bergerak kembali. Sebaliknya para menteri yang habis masa jabatannya dapat dikatakan resah. Enam diantaranya akan harus memberikan pertanggung-jawaban di depan parlemen. Ahmadinejad mencanangkan pemberantasan korupsi secara terbuka. Walaupun para menteri itu merasa bersih dari korupsi, tetapi bisa saja mereka itu akan menjadi korban “perhitungan” yang dilakukan terhadap para tokoh pembaruan.
7.   Ahmadinejad juga menyesalkan negara-negara dunia yang mengkhawatirkan program nuklir Iran. Dia menegaskan, “Program nuklir kami di bawah pengawasan IAEA, dan kami tidak butuh peperangan” . Iran menegaskan bahwa pengembangan teknologi nuklir merupakan hak yang tidak bisa disangkal meskipun Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut Iran untuk menghentikan program pengayaan uranium.
Gambaran kesederhanaan

Ahmadinejad terkenal dengan kesederhanaannya dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai personal maupun sebagai seorang Presiden Iran. Dalam sebuah sesi wawancara bersama wartawan TV Fox dari Amerika, terungkaplah sisi-sisi menakjubkan dari seorang Ahmadinejad, kehidupannya yang sangat sederhana menjadi sangat membanggakan jika kita bandingkan dengan kehidupan para pejabat di negeri kita sendiri, Indonesia.


Meskipun banyak yang mencercanya, Ahmandinejad merasa enggan dengan jabatannya dan tetap hidup sederhana. Dia mengatakan, “Saya bukanlah Presiden. Saya adalah pelayan rakyat.” Penampilannya kini, tidak jauh berbeda dengan dulu. Pertama kali menduduki kantor kepresidenan, Ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu kepada masjid-masjid di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan. Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP, lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive. Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.

Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu-satunya uang yang masuk adalah uang gaji bulanannya sebagai dosen di sebuah universitas yang hanya senilai US$ 250. Bahkan, kendatipun sudah diangkat menjadi presiden, beliau masih sering menggunakan pakaian biasa (bahkan robek) dan sepatu bolong.
 
Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri-menteri nya untuk datang kepadanya dan menteri-menteri tersebut akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan-arahan darinya, arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri-menterinya untuk tetap hidup sederhana dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi, sehingga pada saat menteri-menteri tersebut berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.
Selama menjabat sebagai Presiden Iran, Ia tinggal di rumahnya sendiri. Ia tidak mengambil gajinya sebagai Presiden, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya. Sedangkan untuk nafkah keluargnya, ia penuhi dengan gajinya sebagai dosen bergelar PhD di sebuah universitas yang hanya senilai US$ 250. Hanya itulah yang dimilikinya sebagai seorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis, belum lagi secara minyak dan pertahanan.
Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira. Ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden. Lihat saja makanannya hanya ada roti, pisang, jeruk dan apel.
Selain itu, hal lain yang ia ubah adalah kebijakan pesawat terbang Kepresidenan, ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya, ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi. Ia juga memangkas protokoler istana sehingga menteri-menterinya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan. Ia juga menghentikan kebiasaan upacara-upacara seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi, atau hal-hal seperti itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.
Berbeda dengan perlakuan terhadap presiden dan pejabat pemerintah di negara kita, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad tidak akan melangkahi makmum lain di sebuah mesjid jika ia datang terlambat. Ia akan duduk di barisan ke berapa pun yang didapatinya.
Dalam aktivitas kesehariannya sebagai Presiden, ketika suara azan berkumandang, ia langsung mengerjakan sholat di manapun ia berada meskipun hanya beralaskan karpet biasa.

 

Saat menikahkan puteranya, beliau hanya menyelenggarakan acara yang sangat sederhana layaknya acara kaum buruh, sangat berbeda dengan pernikahan keluarga Presiden di negeri kita.
Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut. Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden? Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal-pengawalnya yg selalu mengikuti kemanapun ia pergi. Menurut koran Wifaq, foto-foto yg diambil oleh adiknya tersebut, kemudian dipublikasikan oleh media masa di seluruh dunia, termasuk Amerika.


Pernahkan anda menjumpai seorang kepala Negara naik haji hanya dengan menggunakan truk bak terbuka?


Dan pernahkah anda menjumpai seorang kepala Negara Nonton bola sambil berdiri di Tribun penonton?



Berikut adalah cuplikan saat menjadi pembicara di Columbia University AS berkaitan dengan program nuklirnya adalah: “Kami ingin mempunyai hak untuk menentukan nasib kami sendiri di masa depan. Kami ingin independen. Jangan mengintervensi kami. Jika kalian tidak memberikan kepada kami suku cadang pesawat terbang sipil, mengapa kami harus berharap bahwa kalian akan memberikan kepada kami bahan bakar untuk pengembangan nuklir demi tujuan-tujuan damai?”.

Dilain kesempatan, beliau juga pernah mengatakan : “Program nuklir kami ditentang oleh negara yang setiap bulannya membangun 10 reaktor nuklir. Kalau memang energi nuklir berbahaya, mengapa mereka masih memilikinya? Dan kalau memang energi nuklir membawa begitu banyak kebaikan, mengapa kami tidak boleh memilikinya?”

Dan yang paling berkesan adalah kata-katanya ketika Televisi Fox Amerika bertanya kepadanya: ”Saat anda bercermin di pagi hari, apa yang anda katakan pada diri anda?” Ahmadinejad menjawab: ”Saya melihat seseorang di cermin dan berkata padanya , ”Ingatlah, anda tidak lebih dari seorang pelayan kecil. Di depanmu hari ini ada tanggungjawab besar dan itu adalah melayani bangsa Iran”.

Kesimpulan
Betapa luar biasa sepak terjang seorang pejabat Negara seperti beliau, yang bertolak belakang dengan pejabat di Indonesia. Dengan fasilitas lengkap dan mewah yang telah diberikan itu masih saja di rasa belum mencukupi bagi mereka. Alih-alih masih minta di tambah yang jauh lebih mewah sesuai nafsu yang bersangkutan. Padahal sadarlah, bila kita tidak pandai bersyukur atas nikmat Tuhan, maka tidak lama kemudian bencana dan azab-Nya yang besar akan menghampiri kehidupan negeri ini.

Jadi, akankah negeri ini memiliki pemimpin yang bersikap sederhana seperti seorang Mahmoud Ahmadinejad?


Dari berbagai sumber di internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar