Dunia Informasi - Brasil berencana untuk membangun kapal selam nuklir pertama dalam waktu 10 tahun akan segera diimplementasikan, meskipun banyak pendapat skeptis mengenai kemitraan negara Amerika Latin ini dengan Prancis.
Presiden Brasil, Dilma Rousseff, mengatakan fasilitas galangan kapal baru yang diresmikannya baru-baru ini khusus akan digunakan untuk pembangunan kapal selam, akan memproduksi kapal selam konvensional pertama pada tahun 2015 dan kapal selam nuklir pertama pada tahun 2025.
Perusahaan Brasil Ordebrecht adalah mitra lokal yang memimpin dalam usaha patungan dengan pembuat kapal dari Prancis DCNS. Proyek ini berbasis di fasilitas Angkatan Laut Brasil di Sepetiba Bay, sebelah selatan dari Rio de Janeiro.
Kapal selam kelas Scorpene
Pemerintah Brasil mengatakan proyek ini akan didanai dengan anggaran sebesar 3,9 miliar dolar AS, namun para analis industri independen mengatakan bahwa biaya itu tidak mungkin juga termasuk biaya proyek sampai akhir - pasti kurang.
Rencana Brasil untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir mendapat momentum setelah negara itu menemukan sejumlah besar cadangan minyak dan gas alam di dasar laut dan pada batas luar perairan teritorial negara itu.
Perencana milter Brasil mengatakan respon cepat dari Angkatan Laut yang diperlukan untuk menjaga kekayaan miyak negara itu hanya dengan kapal selam konvensional tidak akan cukup, harus dengan kapal selam nuklir. Brasil berencana untuk membangun empat kapal selam konvensional dan kapal selam bertenaga nuklir pada dekade mendatang.
Proyek padat modal ini juga tergantung pada Brasil yang terus memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil dan banyak mendapatkan income dari komoditas ekspor seperti energi dan barang-barang manufaktur.
Keyakinan Brasil untuk melaksanakan proyek bernilai miliaran dolar ini telah mendapatkan "pukulan" pada tahun ini karena perlambatan pertumbuhan dan penurunan pendapatan dari ekspor karena adanya over-valuasi dari mata uang nasional.
Brasil mengatakan akan ada transfer teknologi dari Prancis dalam proyek ini, namun Brasil tetap ingin mengembangkan reaktor nuklir dengan teknologinya sendiri
Namun meskipun begitu, ekonomi Brasil masih kelima terbesar di dunia dengan nominal pendapatan nasional dan terbesar keenam dengan paritas daya beli. Para pejabat mengatakan Brasil akan mampu membayar pengeluaran pertahanan, melawan pendapat skeptis yang mengatakan pengeluaran militer Brasil pada dekade berikutnya akan menjadi beban ekonomi dan sosial bagi 200 juta penduduk Brasil.
Meresmikan galangan kapal, Rousseff mengatakan, "Fasilitas ini memungkinkan negara kita menegaskan diri di panggung dunia, dan berkembang dengan cara yang berdaulat dan independen."
Tetangga Brasil Chile dan Argentina juga telah mengumumkan peningkatan belanja militer.
Galangan kapal ini akan membuat struktur logam lambung untuk empat kapal selam serang konvensional bertenaga listrik-diesel kelas Scorpene dan kapal selam kelima akan didukung dengan reaktor nuklir.
Brasil mengatakan akan ada transfer teknologi dari Prancis dalam proyek ini, namun Brasil tetap ingin mengembangkan reaktor nuklir dengan teknologinya sendiri. Kritikus sempat mempertanyakan pilihan Brasil sebagai mitranya yaitu Prancis, sedangkan teknologi yang lebih baik ada pada negara lain (misal Rusia). Namun Brasil menjawab bahwa pada akhirnya mereka ingin mengembangkan teknologi sendiri.
Brasil telah berkampanye untuk keanggotaan tetapnya di Dewan Keamanan PBB, karena keunggulan regional. Masuknya Brasil ke "klub" negara nuklir akan menempatkan Brasil dalam status yang sama dengan lima anggota Dewan Keamanan Tetap PBB -Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Inggris, dan China. Pesaing lain bagi Brasil untuk mendapatkan tempat di Dewan Keamanan tetap adalah India.
Brasil telah meluncurkan program nuklirnya pada tahun 1950-an di bawah kediktatoran militer, dan dituduh berusaha membuat senjata pemusnah massal. Tekanan AS akhirnya memaksa militer Brasil meninggalkan proyek tersebut.
Produsen peralatan pertahanan terbaik Brasil "Embraer" semakin bersaing dengan perusahaan-perusahaan pertahanan AS dan Eropa untuk pangsa pasar peralatan pertahanan. Pekan lalu, Embraer memenangkan kontrak pertama dari militer AS untuk penjualan 20 pesawat tempur ringan Super Tucano yang akan digunakan di Afghanistan, meskipun ada tawaran sengit dari produsen pertahanan AS lainnya. (FS)
Jendela Informasi Nusantara - Jendela Informasi Dunia - Berbagi Apa Saja dalam Indahnya Berbagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar