Sabtu, 27 Juli 2013

Home » » Nasi Goreng, Rendang, Sate, Duta Kuliner Indonesia

Nasi Goreng, Rendang, Sate, Duta Kuliner Indonesia



Nasi goreng, rendang, dan sate lebih populer dibanding masakan Asia lain di jejaring sosial Twitter. Nasi goreng diperbincangkan oleh 2,3 juta, rendang 1,1 juta, dan sate 533 perbincangan.

Menurut Cindy Herlin Marta, analis dari Prapancha Research (PR), tiga menu kuliner Indonesia itu lebih terkenal secara global dibandingkan dengan rata-rata masakan yang berasal dari Asia melalui jejaring sosial Twitter.

Untuk masakan mancanegara, tom yam di luar Thailand memperoleh hanya 254 ribu perbincangan, bulgogi dan bibimbap di luar Korea masing-masing memperoleh 210 ribu dan 162 ribu perbincangan.

Riset PR membandingkan tom yam, sup pedas khas Thailand; bulgogi, masakan daging tersohor; dan bibimbap, nasi campur dari Korea; jauh tertinggal dibandingkan dengan pembicaraan tentang masakan Indonesia.

Kesemua makanan ini juga pernah masuk ke dalam daftar 50 makanan terlezat dunia versi jajak pendapat CNN pada 2011. Di daftar tersebut, rendang dan nasi goreng secara berurutan menempati peringkat pertama dan kedua.

“Selama ini kita mungkin mengira masakan negara-negara Asia lainnya lebih memikat hati orang-orang mancanegara. Namun, sebagai negara yang sama-sama belum memiliki gerai makanan sebanyak masakan Cina dan Jepang, masakan Indonesia berada di posisi yang lebih unggul,” ujar Cindy.

Sayangnya, banyak di antara warga dunia yang menikmati makanan asal Indonesia tersebut di restoran Cina atau restoran umum yang menyediakan masakan-masakan Asia. Gerai makanan Indonesia terbilang langka di mancanegara.

“Akibatnya, menjadi hal yang lazim jika orang-orang asing cenderung mengira nasi goreng, sate, atau rendang berasal dari Thailand, Singapura, atau Malaysia,” kata Cindy.

Namun demikian, ketimbang meributkan atau mengkhawatirkan masakan Indonesia diklaim negara tetangga, Cindy menilai akan lebih produktif bila melakukan pendirian dan pengembangan gerai-gerai masakan Indonesia di berbagai negara.

Bila Indonesia diikutsertakan dalam pantauan, total perbincangan sate di Twitter akan mencapai 8,6 juta perbincangan, nasi goreng 5,4 juta perbincangan, dan rendang 2,5 juta perbincangan.

Jumlah perbincangan sate dan nasi goreng bahkan melampaui perbincangan lasagna, masakan terbuat dari keju asal Italia, yang perbincangannya mencapai 3,8 juta, dan mendekati spageti yang mencapai 9 juta. Bahkan, perbincangan bibimbap dan bulgogi di luar Korea sendiri paling banyak kedua ada di Indonesia (bulgogi 40 ribu, bibimbap 26 ribu).

Fakta ini menunjukkan juga bahwa Indonesia adalah pasar komoditas kuliner yang sangat potensial. "Dengan dukungan pasar dalam negeri yang kuat, ekspansi adalah hal yang semestinya dilakukan untuk kian memajukan industri kuliner Indonesia," Cindy menegaskan.

Pemerintah Thailand sudah sejak lama mendorong internasionalisasi kulinernya dengan kampanye “Thailand, Dapurnya Dunia”. Pemerintah menyediakan pusat pelatihan, informasi, serta peminjaman dana bagi mereka yang ingin membuka gerai makanan Thailand di negara lain.

“Nilai strategis ekspansi ini berlimpah: memperkuat kebanggaan nasional, mengundang turis ke Tanah Air, membuka pasar ekspor bahan pangan, mendatangkan devisa, mendorong pertumbuhan ekonomi. Saya kira, tidak ada alasan bagi pihak-pihak terkait, pemerintah maupun swasta, untuk melewatkan kesempatan ini,” kata dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar