Rabu, 02 Januari 2013

Home » » Ini Dia 5 Keajaiban di Papua

Ini Dia 5 Keajaiban di Papua


Salju abadi di Puncak Carstenz (Afif/detikTravel)

Papua - Mendengar kata Papua, pasti yang terlintas di benak Anda adalah suku-suku pedalaman. Rupanya, Papua memiliki keajaiban yang belum diketahui banyak orang. Siap-siap terkejut karena selain salju, Papua punya beberapa keajaiban lain!

Berada di ujung timur Indonesia, Papua memiliki beragam destinasi menarik untuk dikunjungi. Anda bisa mengarungi Danau Sentani dengan banyak gugusan pulaunya, bercengkrama dengan suku-suku yang masih memegang adat dan tradisi, seperti memakai koteka, atau bermain-main di wilayah perbatasan Indonesia-Papua Nugini di Merauke.

Ternyata, Papua juga memiliki banyak keajaiban. Keajaiban tersebut ada yang berasal dari alam, buatan manusia, atau pun misteri yang belum terpecahkan. detikTravel pun datang dan menyaksikan keajaiban-keajaiban tersebut dari dekat.

Inilah 5 keajaiban Papua yang dikumpulkan detikTravel, Rabu (2/1/2013):

1. Salju di negara tropis



Ingin melihat salju di Indonesia? Datanglah ke Gunung Carstenz. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Papua, dengan ketinggian 4.884 mdpl dan menjadi salah satu dari 7 puncak benua atau yang dikenal Seven Summit Continental. Carstenz merupakan rangkaian dari Pegunungan Jaya Wijaya di Taman Nasional Lorentz. Di puncaknya terdapat salju abadi.

detikTravel berkesempatan terbang dengan helikopter di atas puncaknya. Salju berwarna putih pun terlihat jelas di antara bebatuan hitam. Cuaca yang berkabut membuat pilot berhati-hati saat menerbangkan pesawat.

Suhu yang dirasakan saat itu pun 0 derajat Celcius. Dada pun terasa sesak karena tidak bisa menarik nafas dalam-dalam. Pemandangan berupa bebatuan abu-abu yang besar-besar, Danau Biru, tidak ada kehidupan, dan awan yang menyelimuti Carstenz pun terlihat jelas.

Jika ingin mendaki Carstenz, Anda harus menyiapkan perbekalan dan fisik untuk mendaki selama 11 hari. Pendakian Carztens dapat dimulai dari Sugapa di kabupaten Puncak Jaya. Dari Sugapa, Anda dapat menyewa porter dengan biaya sekitar Rp 500-1 juta per harinya.

Untuk menapakan kaki di Puncak Carstenz, Anda juga harus bisa teknik tali-menali. Sebabnya, Anda harus menyeberangi jurang setinggi 100 meter dengan cara menggantungkan diri dan merambat di tali di udara untuk berdiri di tempat turunnya salju di Indonesia ini.


2. Pasir putih di atas bukit



Jika biasanya pasir putih identik dengan pantai, maka berbeda di Wamena, sebuah distrik di Kabupaten Jaya Wijaya, Papua. Di sini Anda akan dibuat takjub melihat hamparan pasir putih yang ada di atas bukit. Ajaib!

Bukit tersebut bernama Bukit Sumpula. Cukup mudah untuk datang ke sana. Dari Kota Wamena, hanya memakan waktu sekitar 45 menit saja. Ada 6 tempat di sini yang memiliki hamparan pasir putih. Rerumputan menjadi alas berpijak setibanya di sana. Namun, pasir putih tersebut akan terlihat saat Anda mendaki bukit tersebut. Pasir putih di sini terhampar luas dan sangat halus.

Anda hanya dikenakan biaya sukarela untuk naik ke atas bukitnya. Cukup melelahkan memang untuk mendaki sampai di atas puncaknya. Tapi, dari atas ketinggian, Anda akan melihat pemandangan kontras antara rerumputan hijau, batu berwarna abu-abu, Pegunungan Jaya Wijaya yang berwarna hijau bagaikan pagar raksasa, dan pasir yang berwarna putih.

Memang, Wamena tidak mempunyai pantai. Tapi bukit berpasir putih ini cukup memberitahu tentang anak-anak di Wamena, bagaimana rasanya bermain-main di tepian pantai. Anda akan benar-benar terbius

3. Mumi di pedalaman Indonesia



Tidak perlu jauh-jauh ke Mesir untuk melihat mumi. Di Wamena, terdapat mumi Papua yang rupanya tidak kalah 'seram' dari mumi di Mesir. Warnanya hitam dan lekuk tubuhnya terlihat jelas. Mumi tersebut tidak dalam posisi tidur, melainkan duduk sambil kedua tangan memegang lutut dan kepala yang mendongkak ke atas.

Mumi Papua ini tidak dibalut perban dan jumlahnya sekitar 6 di Wamena, yang paling terkenal adalah di Kampung Sompaima, Distrik Kurulu. Proses pembuatan mumi ini yaitu dijemur dan dikeringkan di gua. Mayat yang dijadikan mumi pun bukan orang sembarangan. Mumi-mumi tersebut adalah para kepala suku atau panglima perang. Umurnya? Sekitar 300 tahun!

Yang lebih mencengangkan lagi, mumi ini bukan sebagai tradisi atau ritual. Para kepala suku atau panglima perang tersebut, berpesan untuk dijadikan mumi agar memberikan kesejahteraan bagi para suku dan masyarakatnya.

Untuk melihat mumi ini, Anda pun diwajibkan untuk membayar uang sekitar Rp 100-150 ribu per rombongan. Uang tersebut pun menjadi pemasukan bagi masyarakat sekitar. Selain itu, masyarakat sekitarnya juga menjual beragam suvenir untuk Anda beli sebagai oleh-oleh. Suvenir etrsebut berupa kalung taring babi hingga noken. Benar-benar mensejahterakan bukan?

4. Lukisan misterius di Gua Kontilola



Satu lagi keajaiban dari Wamena, Gua Kontilola. Gua ini letaknya sekitar 1 jam dari Bandara Wamena. Untuk memasuki gua ini, Anda harus mendaki tangga-tangga alami dan menjelajahi hutan sekitar 10 menit. Setibanya di mulut gua, terdapat aula besar dengan udara lembab dan bau dari kotoran kelelawar.

Gua ini merupakan gua horizontal. Namun, untuk masuk ke dalamnya Anda harus menyediakan peralatan lengkap seperti senter, sepatu boots, helm, dan pengaman lainnya. Sehingga, Anda hanya bisa sampai di aula besarnya saja jika tidak membawa perlengkapan yang lengkap. Tak perlu kecewa, dari aula besar gua ini Anda dapat melihat suatu keajaiban yang juga menjadi misteri.

Ya, misteri tersebut adalah beberapa lukisan yang ada di dinding gua setinggi 3 meter. Lukisan itu pun dapat Anda lihat jelas dengan mata telanjang. Anehnya, lukisan tersebut tidak menggambarkan rupa orang-orang Papua, melainkan menggambarkan manusia dengan bentuk yang aneh.

Bentuknya memang menyerupai bentuk tubuh manusia. Akan tetapi, jika diperhatikan, kepalanya berbentuk bulat seperti bola dan tidak memiliki rambut. Matanya pun bulat sempurna, tidak seperti manusia pada umumnya. Selain itu, jari tangan yang ada pada lukisan tersebut berjumlah empat. Berbeda dengan manusia yang berjari lima. Hii!

Menurut masyarakat setempat, lukisan ini telah lama ada di dalam gua. Mereka pun percaya bahwa ini adalah peninggalan leluhur. Gua ini memang belum banyak dikenal oleh traveler. Jadi, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

5. Telaga Biru yang berwarna hijau



Satu tempat di Papua yang belum dijamah para traveler adalah Telaga Biru di Distrik Maima, Wamena. Dari Distrik Maima, Anda harus trekking dari Distrik Maima untuk tiba di Telaga Biru.

Telaga ini tersembunyi di balik bukit terjal, dikelilingi tebing hijau yang menghalanginya dari lanskap sekitar. Telaga ini pun dianggap sakral oleh masyarakat setempat. Konon, telaga ini adalah tepat munculnya manusia pertama kali di bumi.

Keajaiban di telaga ini adalah dari warnanya yang hijau toska. Entah darimana asal warna hijau tersebut. Selain itu, larangan untuk berenang di sini pun harus dipatuhi oleh para turis. Menurut masyarakat setempat, dulu ada turis yang berenang dan menemukan Honai (rumah adat Suku Dani) di dalam telaganya. Percaya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar