Sabtu, 05 Januari 2013

Home » , , » Beda Smart Tunnel Jokowi dengan Milik Malaysia

Beda Smart Tunnel Jokowi dengan Milik Malaysia

Beda Smart Tunnel Jokowi dengan Milik Malaysia

TEMPO.CO, Jakarta - Jika Smart Tunnel, terowongan pengendali banjir, milik Malaysia memiliki dua fungsi, lain halnya dengan terowongan multiguna atau multipurpose deep tunnel yang akan dikerjakan Pemerintah Jakarta. "Ini milik Indonesia," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balai Kota Jakarta, Jumat, 4 Januari 2013.

Jokowi menegaskan, deep tunnel Jakarta tidak persis dengan yang ada di Malaysia. Dua fungsi di Smart Tunnel milik Malaysia adalah pengendali banjir dan sebagai jalan tol. Sementara deep tunnel yang akan dibuat di Jakarta memiliki lima fungsi. Selain dua fungsi tadi, ditambah sebagai saluran air limbah kota, tempat pengaliran air bawah tanah, dan jaringan utilitas kota. "Utilitas dan listrik bisa masuk, tapi sewa," katanya.

Hanya, kata Jokowi, nanti kemungkinan akan menggunakan mesin bor yang sama. Ada tiga negara yang menyediakan mesin bor untuk deep tunnel, yaitu Jerman, Cina, dan Korea. "Yang lebih bagus Jerman itu. Tetapi menggunakan yang mana, kami enggak ngerti. Itu terserah investor," ujar Jokowi .

Smart Tunnel Malaysia yang rampung pada 2007 lalu akhir-akhir ini tidak bisa menampung air ketika hujan. Ada tiga jalan di Kuala Lumpur, yakni Jalan Tun Razak, Jalan Semarak, dan Kampung Baru, yang kembali mengalami banjir.

Meski teknologi deep tunnel dianggap gagal menampung banjir,Jokowi tidak ingin mundur dalam membuat proyek ini. Menurut dia, serapan air tanah semakin lama saling mengejar. Karena permukaan tanah semakin lama banyak tertutup semen sehingga tidak ada resapan air ke bawah tanah.

Jika dibiarkan, titik banjir di Jakarta malah bisa bertambah. Selain mengerjakan proyek yang konvensional seperti pengerukan kali dan normalisasi sungai, Jakarta memerlukan suatu proyek gebrakan untuk mencegah banjir kembali datang. "Kalau konvesional saja, banjir sudah berpuluh-puluh tahun tho. Sampai kapan juga enggak akan rampung-rampung kalau hanya konvensional," kata Jokowi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar