Jumat, 20 Juli 2012

Home » Hewan Yang Berpuasa

Hewan Yang Berpuasa



Pernahkah sobat-sobat mendengar hewan berpuasa. Ternyata Manusia bukanlah satu-satunya makhluk hidup yang melakukan puasa (menahan diri) dari makan dan minum, akan tetapi ada beberapa hewan yang juga melakukan puasa karena sebab yang berbeda-beda. Menarik untuk menyimak dan mengambil hikmah dari puasa binatang-binatang tersebut.

Puasa Ular
Ular termasuk binatang yang melakukan puasa. Puasa ular dimulai ketika dia melakukan "sahur" - makan mangsanya. Setelah mendapatkan mangsanya biasanya ular tidak melakukan aktifitas apa-apa. Mencari tempat bersembunyi, lalu diam saja. (Mungkin dia tafakur ya?). Pada saat berpuasa begini biasanya ular menjadi "penyabar", tidak mudah marah oleh godaan atau gangguan kecil. Jadi, ular pada saat puasa menjadi berkurang galak dan ganasnya. Lalu, ular berganti kulit dan mengakhiri puasanya. Hikmah: setelah berpuasa ular tetaplah ular. Ia tidak mengalami perubahan fundamental pada sifat dan karakternya. Mungkin ia menjadi lebih penyabar saat berpuasa, tetapi setelah selesai masa puasanya ia kembali ular sebagaimana lazimnya. Bila dalam puasa kali ini kita hanya baik saat bulan Ramadhan tetapi tidak mampu mempertahankannya setelah Ramadhan usai maka puasa kita adalah tipe puasa ular.

Puasa Ayam
Ayam juga melakukan puasa, yaitu ketika ia harus mengeram telurnya. Ia tidak makan tidak minum selama mengeram tersebut. Bahkan ia tidak beranjak dari tempatnya sama sekali. Begitulah cara ayam berpuasa. Pelajaran apa yang bisa kita ambil? Sebagaimana ular, sebelum dan sesudah berpuasa ayam tetaplah ayam. Ia tidak mengalami perubahan. Justru obyek lain yang berubah, sang telur berubah menjadi anak ayam. Bisa jadi puasa kita mirip dengan puasa ayam. Karena kita tidak sungguh-sungguh berpuasa dan atau karena puasa kita karena pamrih duniawi, maka tidak terjadi perubahan besar dalam diri kita. Meskipun mungkin, karena melihat kita berpuasa orang lain di sekitar kita menjadi segan melakukan "ketidak-baikan". Jadi, kita sendiri tidak mengalami perubahan, justru orang lain yang berubah karenanya. Bila demikian yang kita jalani maka puasa kita adalah puasa tipe ayam.

Puasa Ulat
Ulat memang menjijikkan, begitulah umumnya kita melihat binatang ini. Keberadaannya membuat kita tidak merasa nyaman. Tidak itu saja, ulat juga menjengkelkan karena dimanapun dia berada selalu membuat kerusakan. Bila dia tinggal di daun, rusaklah daun itu. Bila ia tinggal di buah, rusaklah buah itu. Bila ia tinggal di batang, rusaklah batang itu. Bila ia tinggal di akar, rusaklah akar itu. Pokoknya, dimanapun dia berada kerusakanlah yang dia perbuat.

Naudzubillah min dzalik. Semoga kita tidak memiliki sifat-sifat yang demikian ini. Keberadaan kita tidak disukai orang lain dan atau menyebabkan kerusakan. Untuk itu kita perlu selalu melakukan introspeksi diri. Jangan-jangan keberadaan kita selalu menimbulkan kerusakan. Misalnya dalam bergaul sering kita menginisiasi ghibah, membicarakan kejelekan orang lain. Maka dalam hal ini kita telah mengajak partner bicara kita melakukan perbuatan yang dimurkai Allah. Artinya keberadaan kita membuat dia rusak. Atau cewek dengan pakaian yang mengundang, maka bila karenanya ada cowok-cowok yang "terganggu" berarti sang cewek tersebut telah meninggalkan kerusakan. Bahkan mungkin saja kerusakan itu kita perbuat atas nama cinta. Kita mencintai lawan jenis kita, mengundangnya membalas cinta kita, lalu terlanggarlah norma-norma, maka berarti cinta kita telah membuatnya rusak. Atau kita terlalu mencintai anak kita, lalu bersikap sangat permisif, sehingga anak kita melabrak batasan dan perintah Allah, maka berarti dengan cinta kita telah membuat kerusakan pada anak kita. Naudzubillah tsuma naudzubillah min dzalik.

Luar biasanya ulat adalah kodratnya yang melakukan metamorphosis. Melakukan perubahan fundamental atas dirinya secara keseluruhan. Dan itu dilakukannya dengan cara berpuasa. Subhanallah. Setelah berpuasa yang kita kenal sebagai fase kepompong, secara keseluruhan ulat mengalami perubahan. Perubahan pertama adalah fisiknya. Sebelum berpuasa ia adalah binatang menjijikkan, namun setelah berpuasa ia menjadi binatang yang menyenangkan - kupu-kupu yang indah. Keindahan kupu-kupu mampu mengundang decak kagum manusia sehingga membangkitkan rasa dan karsa keindahan dalam dirinya. Lahir banyak karya sastra yang menggambarkan keindahan kupu-kupu. Keberadaan kupu-kupu itu sendiri telah mendatangkan kebaikan. Perubahan kedua adalah perilakunya. Bila sebelumnya tindakannya selalu menimbulkan kerusakan, setelah bermetamorfosis menjadi kupu-kupu kemanapun dia pergi selalu melakukan kebaikan. Ketika ia hingga di bunga, bunga mendapatkan manfaat dari bantuannya melakukan penyerbukan. Setidaknya, keberadaannya tidak menimbulkan kerusakan. Di manapun dia hinggap, tidak sampai terjadi kerusakan. Bahkan ia menjadi perhiasan di tempat itu.

Begitulah tipe puasa ulat. Puasa yang dilakukan ulat bersifat totalitas. Pada dasarnya perubahan itu membuat dirinya lebih baik dan perilakunya juga lebih baik.

Puasa Unta
Bagaimana dengan unta? Nah, kekuatan puasa hewan padang pasir ini lebih dahsyat lagi. Ia terbiasa tidak makan minum selama berhari-hari, sambil berjalan berpanas-panas, melintasi padang pasir yang gersang. Unta menjadikan punuknya sebagai tempat penyimpan air dan makanan yang ia telan. Punuk adalah dua benjolan di punggung hewan ini. Kalau punuknya tampak kempes, berarti persediaan makanan di tubuhnya mulai menipis.

Puasa Kukang
Binatang hutan bernama kukang, juga penggemar kegiatan berpuasa. Hewan ini benar-benar pemalas. Kerja kukang seharian, biasanya hanya tidur, bergelung, atau menggantung di pohon. Meski suasana di sekitarnya ribut, ia tahan tidur sehari semalam, tanpa makan apa-apa. Nah, kalau perutnya sudah benar-benar lapar, barulah ia bangun untuk cari makanan. Setelah makan, ia tidur lagi.

Puasa Ikan Salmon
Ikan salmon yang melakukan migrasi dari air tawar ke air asin tempat tinggalnya yang asli, mereka menempuh jarak perjalanan hingga 1000 mil, selama masa yang panjang dan sulit itu mereka berpuasa dari makanan, karena mereka tidak memiliki waktu untuk makan. Hal itulah yang menjadikan mereka ramping dan gesit, mampu melarikan diri dari jarring para penangkap ikan, lari dari sergapan burung pethrik, angsa jantan dan hewan pemburu lain.

Sungguh puasa Ramadhan adalah karunia Allah yang luar biasa. Karena kewajiban puasa itu dapat menjadi alat bagi kita melakukan transformasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Hawa nafsu membuat kita berprasangka bahwa diri kita telah baik dan melakukan kebaikan. Hawa nafsu sering membuat kita terlena sehingga melupakan kebutuhan transformasi diri tersebut. Karenanya, sungguh kita patut bersyukur karena diberi kewajiban ini. Dan ulat dapat menjadi teladan bagi kita untuk melaksanakan puasa sebaik-baiknya. Ia adalah kalam Allah yang terdapat di alam ini. Semoga Allah menjadikan puasa Ramadhan kita ini seperti puasanya ulat yang sukses melakukan transformasi diri dan hewan lainya.

sumber : FP sudahkah anda tahu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar