Jumat, 27 Juli 2012

Home » Ternyata Di China, Mobil Lebih Banyak dari Motor

Ternyata Di China, Mobil Lebih Banyak dari Motor



Beijing - Pertumbuhan perekonomian kelas menengah di China rupanya membuat populasi roda empat melonjak tajam. Bahkan di sana, untuk pertama kalinya jumlah mobil kini lebih banyak dari motor.

Seperti dilansir bikepoint, Kamis (12/1/2012), tidak tanggung-tanggung menurut data resmi di China total sudah ada 100 juta unit mobil di China pada 2011 lalu. Angka itu meningkat lebih dari 14,9 juta dari tahun sebelumnya.

Dari 14 kota di China warga Beijing lah yang memiliki kendaraan roda empat terbanyak dengan lebih dari 4,7 juta yang tercatat.

Dan bila digabungkan jumlah mobil dan motor maka China memiliki 225 juta kendaraan.

Dan dalam lima tahun terakhir, jumlah pengemudi kendaraan bermotor di China telah meningkat rata-rata sebesar 19,86 juta per tahun. Dari total 230 juta pengendara di China, kurang dari 19 persen adalah perempuan. Wah pantesan saja Kota-kota di China makin macet berat.

Kebijakan baru China Persulit Industri Mobil Asing




Beijing - Pasar otomotif China saat ini merupakan pasar mobil terbesar di dunia. Karena itulah produsen-produsen mobil skala global mulai melirik ke negeri tirai bambu itu. Tapi kini, China mulai mengerem investasi asing di negerinya.

China seperti detikOto kutip dari Autonews, Senin (2/1/2012) dikabarkan akan segera berhenti mendorong investasi asing di bidang manufaktur mobil untuk mendorong pabrikan mobil lokal negeri itu.

Dengan perubahan kebijakan ini, maka pabrikan mobil asing tidak akan lagi dapat pengurangan bea impor untuk peralatan pabrik dan akan berlaku akhir Desember lalu.

Tapi, China melalui National Development and Reform Commission dan departemen pedagangan mengatakan tetap akan mendorong investasi asing yang ingin membuat kendaraan hemat bahan bakar.

Hal itu dikarenakan populasi mobi lyang makin meningkat di China juga mendorong polusi yang makin akut. Pemerintah China sendiri telah menetapkan target 1 juta kendaraan bertenaga listrik di jalan pada tahun 2015.

"Ini mungkin akan lebih sulit bagi pembuat mobil untuk mendapatkan persetujuan untuk pabrik baru di masa depan kecuali mereka memiliki investasi di kendaraan energi baru," kata Jenny Gu, analis senior di LMC Automotive di Shanghai.

Namun, pabrikan mobil global masih tetap yakin untuk bisa terus berkembang di China meski ada aturan baru tersebut. "Kami berharap pedoman baru ini memiliki dampak negatif yang minimal terhadap rencana masa depan GM di China," ungkap GM dalam sebuah pernyataan.

Pabrikan mobil asing di China sudah harus terlebih dahulu bermitra dengan produsen mobil lokal bila mereka ingin terus mendapat keringanan dari pemerintah China yang pasarnya di 2011 diperkirakan mencapai lebih dari 14 juta unit.

Seperti diketahui, produsen mobil internasional seperti General Motors Co, Volkswagen AG, Toyota Motor Corp dan lainnya telah beroperasi di China selama bertahun-tahun melalui usaha patungan dengan mitra lokal.

Sebelumnya, di bulan Desember 2011 lalu China sempat membuat heboh pemerintah AS dengan menerapkan biaya impor mobil yang lebih tinggi.

Cina menilai mobil-mobil keluaran AS khususnya tipe SUV sudah terlalu menikmati subsidi dari China dan sebagai akibatnya ada dumping mobil AS ke pasar mobil China. Hal ini menyebabkan rusaknya industri domestik China.

Mobil-mobil berkapasitas 2.500 cc lebih akan mendapatkan biaya impor 2-21,5 persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar