Dunia Informasi – Berikut ini terdapat beberapa kesan yang sebaiknya dihindari apabila Anda ingin mendapatkan gaji lebih dari bos. “Yah, saya berharap sih, Bapak bakal bilang iya” Ada baiknya jika Anda welcome dengan jawaban “tidak”. Perkataan rendah hati macam ini akan menempatkannya pada perasaan yang aman dan tidak merasa terintimidasi.
Emosional
Mendatangi atasan dengan sikap hati dan pikiran yang netral, tak perlu berharap terlalu besar, namun juga tak usah takut meminta dan bersikap netral.
Tak punya persiapan
Menemukan suatu permasalahan yang memungkinkan anda untuk dapat kenaikan gaji dan kemudian meminta persetujuan atasan, akan tetapi Anda tidak boleh memaksa.
Menyuap/merayu/membual
Gaya yang seperti akan membuat anda dipandang rendah. Maka jangan gunakan daya tarik kecantikan fisik (apalagi seksual) untuk ‘memaksa’ atasan mengiyakan permintaan Anda. Hal ini hanya akan merugikan Anda ke depannya nanti.
‘Menceramahi’ atasan
Mencerami atasan atas kinerjanya selama ini masih belum ada kenaikan gaji.
“Ya atau tidak sih, Pak?”
Daripada melemparkan pertanyaan yang mengundang jawaban “ya’” atau “tidak”, lebih baik Anda mengajukan pertanyaan: Siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana. Pertanyaan macam ini bisa memancing penjelasan ekstra dari atasan tentang kondisi Anda dan perusahaan.
Mikirin pengeluaran
Jika pikiran And alai dipenuhi dengan permasalah ekonomi keluarga dengan banyak pengeluaran, maka anda tidak diperkenankan mendatangi atasan. Sebab nantinya Anda tidak mampu bersikap netral.
Haus uang
Dalam proses tawar-menawar kenaikan gaji yang ada, sebaiknya Anda juga menyelipkan ‘janji-janji’ prestasi yang akan Anda ukir dan tingkatkan untuk ke depannya nanti.
“Gaji saya saat ini hanya segini lho Pak”
Daripada mengeluhkan jumlah gaji dan posisi Anda saat ini, ada baiknya jika Anda mempromosikan diri sebagai seorang pekerja yang bisa memberikan solusi terbaik bagi pekerjaan.
Mengancam
Mengancam bos dengan alasan “akan resign bila gaji tak naik” hanya akan membuat Anda benar-benar ditendang keluar. Kendalikan diri saat berdiskusi, tetaplah bicara dengan nada yang lembut dan kata-kata yang sopan, sekalipun bos mungkin mulai marah.
sumber
Emosional
Mendatangi atasan dengan sikap hati dan pikiran yang netral, tak perlu berharap terlalu besar, namun juga tak usah takut meminta dan bersikap netral.
Tak punya persiapan
Menemukan suatu permasalahan yang memungkinkan anda untuk dapat kenaikan gaji dan kemudian meminta persetujuan atasan, akan tetapi Anda tidak boleh memaksa.
Menyuap/merayu/membual
Gaya yang seperti akan membuat anda dipandang rendah. Maka jangan gunakan daya tarik kecantikan fisik (apalagi seksual) untuk ‘memaksa’ atasan mengiyakan permintaan Anda. Hal ini hanya akan merugikan Anda ke depannya nanti.
‘Menceramahi’ atasan
Mencerami atasan atas kinerjanya selama ini masih belum ada kenaikan gaji.
“Ya atau tidak sih, Pak?”
Daripada melemparkan pertanyaan yang mengundang jawaban “ya’” atau “tidak”, lebih baik Anda mengajukan pertanyaan: Siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana. Pertanyaan macam ini bisa memancing penjelasan ekstra dari atasan tentang kondisi Anda dan perusahaan.
Mikirin pengeluaran
Jika pikiran And alai dipenuhi dengan permasalah ekonomi keluarga dengan banyak pengeluaran, maka anda tidak diperkenankan mendatangi atasan. Sebab nantinya Anda tidak mampu bersikap netral.
Haus uang
Dalam proses tawar-menawar kenaikan gaji yang ada, sebaiknya Anda juga menyelipkan ‘janji-janji’ prestasi yang akan Anda ukir dan tingkatkan untuk ke depannya nanti.
“Gaji saya saat ini hanya segini lho Pak”
Daripada mengeluhkan jumlah gaji dan posisi Anda saat ini, ada baiknya jika Anda mempromosikan diri sebagai seorang pekerja yang bisa memberikan solusi terbaik bagi pekerjaan.
Mengancam
Mengancam bos dengan alasan “akan resign bila gaji tak naik” hanya akan membuat Anda benar-benar ditendang keluar. Kendalikan diri saat berdiskusi, tetaplah bicara dengan nada yang lembut dan kata-kata yang sopan, sekalipun bos mungkin mulai marah.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar