Dunia Informasi – Seluruh rangkaian acara 'Rainbow in Paradise, Mirage Eco-Smart Drive - The Reality Challenge' berakhir di Bali. Acara tersebut menghasilkan sebuah standard baru pengukuran konsumsi bahan bakar paling akurat dengan metode 'Full-to-Full', yang disahkan secara langsung oleh Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ir. Bambang Sugiarto, M. Eng, yang diserahkan kepada Bapak Rizwan Alamsjah, Executive Marketing Director PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors.
Dalam Eco-Tour yang berjarak total lebih dari 160 km tersebut dimulai dari Tanjung Benoa - Kuta - Sanur - Padang Bai - Candidasa sebagai etape 1. Dan berlanjut ke etape 2 dengan rute Candidasa – Klungkung - Gianyar - Sukawati - Sanur - Kuta - Tanjung Benoa. Dengan melihat Average Fuel Consumption di MID kendaraan di masing-masing etape, dan setelah itu mengukurnya secara Full-to-Full
usai mencapai garis finish kembali ke Tanjung Benoa, didapatkan hasil tertinggi yang diraih oleh Hiroshi Masuoka yang mengendarai Mitsubishi Mirage GLX (Manual Transmission) sebesar 24,80 km/liter
(on MID) dan 24,20 km/liter (on Full-to-Full).
Uji pengukuran konsumsi BBM
Dalam metode pengukuran yang dilakukan oleh team dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini, tak hanya pengisian ulang bahan bakar dengan gelas ukur yang dilakukan seperti yang biasa dilakukan
saat pengukuran Full-to-Full, melainkan banyak prosedur data pengukuran yang harus dilalui antara lain adalah:
1. Konsumsi bahan bakar total (Liter)
2. Jarak tempuh (km)
3. Waktu tempuh ( jam )
4. Temperatur bahan bakar ( Celcius )
5. Temperatur ambient (Celcius )
6. Tekanan barometrik (kPa)
7. Tekanan ban (Psi)
8. Berat badan passengers total (minimal 136 kg)
Dalam melakukan pengukuran ini, Universitas Indonesia mengacu pada standar SAE J1082-200802 yang bertujuan untuk memperoleh data konsumsi bahan bakar antar kendaraan atau cara berkendara (driving pattern) yang digunakan. Standar ini dipilih karena standar inilah yang mengatur pengukuran konsumsi bahan bakar untuk kendaraan ringan (bukan bus atau truk).
Proses pengisian full-to-full harus dilakukan dengan cara 'menggenjot' mobil agar bahan bakar terisi penuh dan tidak ada udara yang terperangkap. Untuk memastikan bahan bakar telah terisi pada
tangki ditunggu selama 30 - 60 menit. Jika tidak terjadi penurunan maka tangki telah full.
Pada saat pengisian kembali setelah kendaraan finish, dilakukan proses 'cooling down' kendaraan selama beberapa jam, untuk membiarkan volume bahan bakar yang ada di dalam tanki menjadi stabil dan tidak mengembang karena masih panas, yang akan menyebabkan ketidakakuratan pengukuran.
"Dengan metode yang sangat akurat ini, KTB telah menciptakan sebuah standar pengukuran full-to-full yang paling akurat untuk diterapkan guna mengetahui secara pasti konsumsi bahan bakar dari kendaraan bermotor," ujar Rizwan Alamsjah, Executive Marketing Director, PT. KTB.
Sumber : Otosia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar