Jumat, 03 Agustus 2012

Home » Rahasia Panggilan Keras Gajah Terungkap

Rahasia Panggilan Keras Gajah Terungkap


Oleh Stephanie Pappas, Penulis Senior | LiveScience.com

Panggilan gajah bisa terdengar sampai jarak 10 km. Kini, para peneliti telah menemukan untuk pertama kalinya bagaimana hewan besar ini bisa menghasilkan suara seperti itu.

Ternyata caranya sama dengan bagaimana manusia berbicara, mendorong air dari pita suara mereka sampai bergetar. Meski begitu, gajah bisa mencapai nada yang lebih rendah dari manusia karena pitara suara mereka delapan kali lebih panjang.

"Suara yang dihasilkan gajah itu seperti kibor piano," kata peneliti studi ini Christian Herbst, ilmuwan suara di Universitas vienna, Austria. Bahkan, dengan frekuensi kurang dari 20 hertz, komponen utama panggilan dalam ini tidak akan terdengar oleh telinga manusia.

Sampai sekarang peneliti tidak mengetahui bagaimana gajah bisa menghasilkan suara dalam. Bahkan sangat sulit untuk mempelajari produksi suara pada hewan, kata Herbst pada LiveScience. Pada manusia, peneliti bisa memasukkan kamera ke tenggorokan ke larynx atau kotak suara sementara seseorang membuat suara-suara berbeda. Tentu saja sulit untuk memasukkan kamera ke tenggorokan hewan.

Ada dua cara untuk menghasilkan getaran pada pita suara. Yang pertama adalah kontraksi otot secara aktif. Dengan metode ini, aktivitas di otot tenggorokan akan secara aktif berkontraksi untuk menggetarkan pita suara. Contohnya, saat kucing menggeram rendah.

Metode lain menghasilkan suara adalah myoelastic-aerodynamic (MEAD). Mode ini menggunakan paru-paru untuk menggetarkan pita suara. Contohnya saat manusia berbicara atau menyanyi.

Dari hasil penelitian Herbst dan koleganya, mereka dapat mengetahui metode mana yang digunakan gajah melalui larynx gajah yang sudah mati di kebun binatang Berlin. Para peneliti memasukkan tuba ke larynx ini dan memasukkan udara hangat lembap untuk menirukan napas. Jika metode ini menghasilkan getaran yang cocok dengan panggilan frekuensi rendah gajah hidup, maka argumennya adalah gajah menggunakan metode suara MEAD. Jika getarannya tak cocok maka suaranya berasal dari metode 'menggeram'.

Ternyata hasilnya sesuai dengan metode MEAD, kata para peneliti di jurnal Science edisi 3 Agustus. Meski tidak menutup kemungkinan terjadinya metode 'menggeram', tapi metode MEAD dipercaya lebih sebagai penyebab terjadinya panggilan gajah ini.

"Yang keren buat saya adalah alam ternyata memiliki sistem yang sama bagi mamalia dari yang sangat sangat besar--sehingga kita kini punya bukti akan sistem suara mamalia darat terbesar--sampai yang sangat sangat kecil seperti kelelawar kecil," kata Herbst.

Skala frekuensi itu juga cukup mengagumkan, dari gajah yang kurang dari 20 hertz sampai kelelawar yang bisa mendecit sampai frekuensi 110 ribu hertz. Pita suara manusia sementara bisa memproduksi suara antara 50-7000 hertz, dan suara normal berada antara 300-3400 hertz.

"Sangat mengagumkan apa yang kita, manusia, bisa lakukan dengan sistem ini," kata Herbst. Jika dibandingkan dengan sistem anatomi hewan yang berbeda, maka peneliti bisa memahami bagaimana suara bisa berevolusi.

"Ada variasi di anatomi laryngeal, dan biasanya, alam memiliki alasan yang tepat untuk menjawab kenapa variasi-variasi itu ada."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar