Senin, 08 September 2014

Home » , » Kampung Apung Muslim Thailand `Berdarah` Jawa

Kampung Apung Muslim Thailand `Berdarah` Jawa



Dunia Informasi – Ko Panyi. Nama kampung muslim di Thailand ini mulai sohor di kalangan pelancong. Banyak turis mancanegara yang datang ke Thailand mampir ke kampung yang terletak di Provinsi Phang Nga ini.

Kampung yang juga ditulis dengan nama Koh Panyee ini memang unik. Rumah-rumah panggung berjejal di samping Pulau Panyi. Terapung di antara pulau-pulau kapur yang menjulang di Teluk Phang Nga, Thailand bagian selatan.

Konon, kampung ini mulanya dibangun oleh dua pasang nelayan asal Pulau Jawa. Mereka datang pada akhir abad XVII untuk mencari peruntungan baru. Kini, kampung itu punya sekitar 360 keluarga atau sekitar 1.685 jiwa.

Penduduk kampung ini mula-mula sangat bergantung pada sektor perikanan. Namun belakangan biro-biro perjalanan membawa para pelancong dari Phuket untuk mampir ke Ko Panyi.

Sektor pariwisata terus dikembangkan, mulai sekedar kuliner hingga memanfaatkan Pulau Panyi yang indah untuk wisata panjat tebing. Berbagai souvenir juga dijual di sini. Namun sayang, permukiman apung itu belum tertata rapi.

Meski terapung di atas air, fasilitas di kampung ini terbilang cukup lengkap. Sebagai kampung berpenduduk mayoritas muslim, Ko Panyi memiliki masjid untuk tempat ibadah warga.

Selain itu, ada pula pasar sebagai pusat perekonomian penduduk. Untuk pendidikan anak-anak, sudah tersedia sekolah di sini. Bahkan, Kampung Ko Panyi juga memiliki lapangan sepak bola terapung dengan klub bola Panyee FC.

Masjid Apung

Di antara rumah apung di Kampung Ko Panyi yang berjejal itu, terdapat sebuah masjid. Letaknya terdapat tepat di bawah Pulau Panyi. Tak hanya untuk beribadah, masjid ini juga sebagai tempat berkumpul penduduk.

Meski berhimpit dengan rumah penduduk, masjid ini tampak mencolok. Kubahnya berwarna kuning keemasan. Bisa terlihat dari jarak cukup jauh.

Masjid ini juga memiliki dua menara yang menjulang di samping kanan dan kiri masjid. Puncak menara itu bercat hijau.


Sekolah Muslim

Meski tinggal di pulau, penduduk Kampung Ko Panyi tak melupakan pendidikan anak-anaknya. Sebuah sekolah Islam sederhada pun dibangun untuk anak laki-laki dan perempuan di kampung itu. Mereka menuntut ilmu mulai pagi hingga siang hari.


Namun banyak juga penduduk yang kurang puas dengan pendidikan anaknya di kampung mereka. Oleh sebab itu sebagian penduduk menyekolahkan anak-anak mereka ke Phang Nga atau Phuket.


Wisata

Banyak wisatawan yang berkunjung ke Phuket mampir ke Kampung Ko Panyi. Sejumlah objek wisata memang bisa dinikmati wisatawan, mulai kuliner hingga memanjat tebing Pulau Panyi.

Kampung Ko Panyi juga menjadi pit stop atau persinggahan musim ke-19 reality showtelevisi Amerika Serikat, The Amazing Race. Sebuah perlombaan menuju tempat-tempat wisata.

Warga tak menyia-nyiakan peluang ini. Mereka membuka rumah makan dan bahkan penginapan. Wisatawan tak perlu khawatir dengan akomodasi.

Meski demikian, warga tak sepenuyhnya bergantung pada sector pariwisata. Sebab, kebanyakan wisatawan berkunjung saat musim kemarau saja.

Jika musim hujan tiba, wisatawan yang berkunjung ke kampong ini jauh berkurang. Bagaimana penduduk Kampung Ko Panyi tidak meninggalkan pekerjaan mereka sebagai nelayan.


Pasar

Sebuah pasar dibangun untuk memompa perekonomian penduduk. Seperti bangunan lainnya, lantai pasar itu terbuat dari papan-papan.

Berbagai kebutuhan penduduk dijual di pasar itu. Berbagai macam kebutuhan pokok warga, lengkap di sini.

Selain itu, baju dan pernak-pernik souvenir dijual pula di pasar ini. Sudah barang tentu, para wisatawan dibidik sebagai konsumennya.





Lapangan Bola Apung

Selain nelayan, sepak bola menjadi bagian besar dari penduduk Ko Panyi. Dulunya, warga di sini hanya tahu sepak bola melalui layar kaca. Namun, sejak 1986 semua berubah.

Kala itu, anak-anak Kampung Ko Panyi yang tak punya lahan untuk bermain bola, seperti anak-anak di daratan, membangun lapangan dari potongan kayu dan rakit-rakit tua milik para nelayan.

Kreatifitas anak-anak Ko Panyi ini sampai dibuat dalam sebuah film pendek. Kisah klub sepak bola Ko Panyi ini kemudian mendapat perhatian dunia, termasuk A World of Football (AWOF), lembaga nirlaba yang mendorong sepak bola sebagai kekuatan sosial.

Kini, lapangan sepak bola apung itu masih berfungsi dan menjadi salah satu tujuan wisata. Pemuda-pemuda Kampung Ko Panyi bisa berlatih sepak bola dengan nyaman di atas lapangan apung ini.

Anak-anak yang membangun lapangan apung itu kini telah tumbuh dewasa. Di situ pula berdiri klub sepak bola Panyee FC. Pada 2011, Panyee FC menjadi salah satu klub bola remaja yang paling sukses di Thailan bagian selatan. (Ism, Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar