Kamis, 20 Agustus 2015

Home » , » Teori Kapasitas Produksi

Teori Kapasitas Produksi


ag03s.blogspot.com - Kapasitas adalah suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam periode tertentu, dan merupakan kuantitas tertinggi yang mungkin selama periode waktu itu. Untuk berbagai keperluan, kapasitas dapat disesuaikan dengan tingkat penjualan yang sedang berfluktuasi yang dicerminkan dalam jadwal produksi induk (master production schedul).

Hubungan antara kapasitas dan jadwal-jadwal induk adalah sangat penting. Karena jadwal produksi mencerminkan apa yang akan diproduksi suatu perusahaan (tidak perlu apa yang akan dijual), kemampuan untuk memenuhi rencana ini tergantung pada kapasitas yang tersedia sekarang atau dalam jangka pendek di waktu mendatang, atau tergantung pada kemampuannya untuk memperluas kapasitas ini dalam jangka waktu lebih panjang. Jadwal produksi yang realistik menjadi keberhasilan operasi suatu perusahaan yang mengakibatkan seluruh jenis sumberdaya terikat untuk memuaskan kebutuhan kuantitasnya dan komitmen hari pengiriman. Dalam hal ini, kapasitas juga berarti jumlah masukan sumberdaya-sumberdaya yang tersedia relatif untuk kebutuhan keluaran pada waktu tertentu. Karena pentingnya hubungan tersebut.



Gambar 1. Tingkat pengoperasian terbaik

(Handoko, 1999)

Waktu dapat menimbulkan masalah lain dalam konsep kapasitas. Bagi manajer yang membicarakan tentang kapasitas akan membicarakan juga tentang kuantitas output dalam periode tertentu, tetapi berapa lama ? Setiap perusahaan akan berbeda-beda dalam menentukan berapa lama tingkat output yang harus dicapai. Contoh : suatu pabrik mempunyai kapasitas x unit, dan tidak mengetahui apakah dicapai dalam satu hari atau 6 bulan. Maka untuk menghindari masaah ini, konsep “tingkat pengoperasian terbaik” (best operating level) perlu digunakan. Tingkat kapasitas didapat melalui proses perancangan yang menghasilkan volume output yang tinggi dengan biaya rata-rata per unit minimum.

Definisi-definisi lain tentang kapasitas produksi, dirinci sebagai berikut :
  1. Design capacity, yaitu perusahan merancang jumlah output yang dapat dihasilkan per satuan waktu.
  2. Rated capacity, yaitu jumlah output yang dapat dihasulkan oleh perusahaan per satuan waktu dengan didukung kemampuan fasilitas untuk memproduksi. (Biasanya lebih besar dari design capacity karena perbaikan periodik dilakukan pada mesin-mesin atau proses-proses)
  3. Standart capacity, yaitu tingkat output per satuan waktu yang telah ditetapkan sebagai sasaran operasi sebagai dasar dalam penyusunan anggaran. Kapasitas standar adalah sama dengan rated capacity dikurangi dengan cadangan keperluan pribadi standar, tingkat sisa (scrap) standar, berhenti untuk pemeliharaan standar, cadangan untuk pengawasan kualitas, dsb.
  4. Actual dan/atau operating capacity, yaitu tingkat output rata-rata per satuan waktu selama periode-periode waktu yang telah lewat. Ini adalah kapasitas standar ± cadangan-cadangan, penundaan, tingkat sisa nyata, dsb.
  5. Peak capacity, yaitu jumlah output per satuan waktu (mungkin lebih rendah daripada rated, tetapi lebih besar daripada standart) yang dapat dicapai melalui maksimisasi keluaran, dan akan dilakukan dengan kerja lembur, menambah tenaga kerja, menghapuskan penundaan-penundaan, mengurangi-mengurangi jam istirahat, dan sebagainya. 
Kapasitas atau tingkat keluaran ini pada umumnya dinyatakan dalam satuan-satuan sebutan persamaan , seperti batang, ton, kilogram, meter, atau jam kerja yang tersedia. Sedangkan satuan-satuan waktu yang sangat penting bagi perencanaan kapasitas, dapat dinyatakan dalam satuan seperti jam, hari, minggu, atau bulan. Dalam praktek, diantara pengertian-pengertian kapasitas diatas, perusahaan biasanya menggunakan kapasitas nyataatau kapasitas pengoperasian yang ditentukan dari laporan-laporan atau catatan pusat kerja. Bila informasi ini tidak tersedia, rated capacity digunakan dan dapat diperkirakan dengan rumusan :
Rated Capacity = jumlah mesin x jam kerja mesin x persentase penggunaan x efesiensi sistem

Sebagai contoh, suatu pusat kerja beroperasi 6 hari per minggu dengan basis dua shift (8 jam per shift) dan mempunyai 4 mesin dengan kemampuan sama. Bila mesin-mesin digunakan 75 % dari waktu pada tingkat efisiensi sebesar 90%, tingkat keluaran dalam jam kerja standar per minggu dapat dihitung sebagai berikut :
Rated Capacity = (4) (8 x 6 x 2) (0,75) (0,90) = 259 jam kerja standar/minggu
Kapasitas yang dinyatakan dalam rate tesebut (misal, jam standar per minggu) dipengaruhi oleh berbagai faktor ; baik faktor0faktor yang dapat dikendalikan (controllable) seperti tanah, tenaga kerja, fasilitas alternatif urutan pengerjaan, pemeliharaan preventif, dan sebagainya, maupun faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) seperti kerusakan mesin, tingkat absensi, kekurangan bahan, pengerjaan kembali dan sisa produksi, prestasi tenaga kerja, dan masalah-masalah peraltan yang tidak biasa.
Manajemen operasi juga menekankan pentingnya dimensi waktu kapasitas. Dari sudut pandang ini, kapasitas pada umumnya dibedakan antara perencanaan kapasitas jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. 

Secara lebih terperinci, pembedaan rencana kapasitas atas dasar lama waktu dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. Perencanaan kapasitas jangka panjang (long range) – lebih dari satu tahun. Dimana sumber daya-sumber daya produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau menyelesaikannya, seperti bangunan, peralatan, atau fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.
  2. Perencanaan kapasitas jangka menengah (intermediate range) – rencana-rencana bulanan atau kuartalan untuk 6 sampai 18 bulan yang akan datang. Dalam hal ini, kapasitas dapat bervariasi karena alternatif-alternatif seperti penarikan tenaga kerja, peraltan baru, sub contracting  dan pembelian peralatan-peralatan bukan utama.
  3. Perencanaan kapsitas jangka pendek – kurang dari satu bulan. Ini dikaitkan pada proses penjadwalan harian  atau mingguan yang menyangkut pembuatan penyesuaian-penyesuaian untuk mengahpuskan variance antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata. Keputusan perencanaan nyata. Keputusan perncanaan mencakup alternatif-alternatif seperti kerja lembur, pemindahan personalia, penggantian routing personalia.
Perencanaan kebutuhan kapasitas
            Agar dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan kapasitas untuk menanggapi baik turunnya permintaan pasar, perlu dilakukan forecast penjualan dan merencanakan perubahan-perubahan kapsitas yang dibutuhkan. Bila hal ini tidak dilakukan, perubahan-perubahan cenderung terjadi tiba-tiba dan drastik, sehingga lebih memakan biaya.
            Peramalan yang telah dibahas pada bab sebelumnya terutama lebih penting bagi produk-produk yang diproduksi untuk persediaan daripada untuk memenuhi pesanan langganan tertentu. Forecast ini dilakukan untuk menyusun jadwal produksi induk (master production schedul) dan untuk mengecek permintaan kapasitas di waktu yang akan datang dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia. Dalam hal ini, kapasitas menetapkan batasan-batasan untuk jadwal-jadwal produksi. Di samping itu, kapasitas juga membrikan batasan bawah, karena selama periode penjualan rendah adalah tidak ekonomik untuk mengurangi kapasitas secara drastik.
            Pada dasarnya, penentuan jumlah unit kapasitas (misal, jam kerja karyawan atau mesin) yang diperlukan selama periode waktu tertentu dibuat melalui perhitungan rasio permintaan terhadap kapasitas satu unit sumberdaya. Jadi, bila 500 jam kerja karyawan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan selama satu bulan dan seorang karyawan bekerja 160 jam per bulan, maka diperlukan 3,125 karyawan. Dalam praktek, bagaimanapun juga, sejumlah faktor-faktor tambahan harus dipertimbangkan dalam penentuan kebutuhan kapasitas ini.
            Dalam bentuk matematikal, persamaan-persamaan berikut ini menyatakan unit-unit jam kerja dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk memenuhi berbagai permintaan. Tercakup pada persamaan-persamaan adalah faktor-faktor seperti produktivitas dan efisiensi. Persamaan pertama menghitung jam sumberdaya standar, kedua menghitung jam sumberdaya nyata, dan ketiga jumlah unit sumberdaya.
            Jumlah total sumberdaya standar yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan akan x produk-produk yang berbeda dengan Ni  setiap jenis produk adalah sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan dan memproduksi setiap unit ditambah waktu untuk mempersiapkan setiap kumpulan, atau :

Dimana,
Hstd        = jumlah total jam sumberdaya yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan
Oi           = jumlah unit keluaran x yang diperlukan
Ti         = waktu pengoperasian standar per unit x
Si         = waktu persiapan standar per unit keluaran x
Bi           = waktu standar untuk mempersiapkan sekumpulan x
Ni        = jumlah kumpulan x  yang diperlukan
x          = jumlah jenis produk, sebagai contoh, produk 1, produk 2.


Jumlah sumberdaya nyata yang dibutuhkan adalah jam sumberdaya standardibagi efisiensi dan produktivitas, atau :

Dimana,
Hact        = jam sumber daya nyata yang dibutuhkan
EO          = jumlah unit keluaran x yang diperlukan
PW        = waktu pengoperasian standar per unit x
Em       = efesiensi mesin, faktor pemeliharaan, atau faktor mesin berhenti (mesin rusak).
            Jumlah unit sumberdaya yang dibutuhkan (peralatan, mesin atau karyawan) adalah sama dengan jam sumberdaya nyata yang dibutuhkan dibagi jumlah jam yang tersedia per unit sumberdaya.

Nr =  Hact /  Havl
Dimana,
Nr           = jumlah unit sumberdaya yang dibutuhkan (peralatan, mesin atau karyawan)
HavI      = jumlah jam yang tersedia per unit sumberdaya selama periode waktu tertentu
Economies of Scale
            Economic berarti penghematan biaya-biaya produksi atau kenaikan produktivitas. Dalam perencanaan kapasitas, kita perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang digolongkan dalam apa yng disebut economies of scale atau yang sering pula dinamakan faktor-faktor yang mengakibatkan increasing returns to scale (Boediono, 1984). Faktor-faktor yang disebut economies of scale ini memungkinkan operasi-operasi perusahaan untuk memproduksi produk atau jasa secara massa. Bila perusahaan memperbesar skala pabrik dengan menaikkan volume produksi melalui penambahan kapasitas pabrik, maka kita dapat bayangkan adanya kemungkinan peningkatan produktivitas. Sebagai contoh, dengan mesin-mesin yang lebih besar biaya produksi per unit menurun; atau semakin besar skala perusahaan semakin besar kemungkinan mengadakan pembagian kerja di dalam perusahaan atau sebagainya. Faktor-faktor ini akan mengakibatkan kenaikan produktivitas atau penurunan biaya per unit keluaran.
Diseconomies of Scale
            Diseconomies of scale atau decreasing retun to scale mencakup faktor-faktor yang bekerja sebaliknya, yaitu bila skala perusahaan terus semakin besar maka mulai pada suatu tingkat produksi tertentu ada kemungkinan timbul penurunan produktivitas dan kenaikan biaya produksi per unit ini biasanya disebabkan adanya ketidakefisienan operasi-operasi perusahaan. Sebagai contoh, karena perusahaan terlalu besar, pengawasan yang efektif dari manajemen terhadap operasi perusahaan mulai sulit dilakukan, atau karena perusahaan mendominasi pasar maka perusahaan menjadi lengah dalam memberikan tanggapan terhadap perubahan-perubahan proses dan permintaan.
            Salah satu pekerjaan penting para manajer produksi dan operasi adalah untuk menemukan suatu keseimbangan antara economies of scale dan diseconomies of scale melaui perancangan dan pengoperasian sistem-sistem produksi yang berskala tepat.
(Handoko, 1999)

Referensi:
Boediono. 1984. Ekonomi Mikro, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1. Yogyakarta : BPFE
Handoko, T. Hani. 1999. Dasar-dasar Manajemen Operasi dan Produksi. Yogyakarta : BPFE


Tidak ada komentar:

Posting Komentar