Minggu, 24 Agustus 2014

Home » , » Indonesia berebut ikan seharga mobil Mercy lawan 4 negara

Indonesia berebut ikan seharga mobil Mercy lawan 4 negara



Dunia Informasi – Laut ternyata menyimpan potensi luar biasa. Bayangkan saja, di kawasan perairan bebas Samudera Hindia, terdapat ikan yang berharga sama dengan merek mobil mewah bikinan Jerman, Mercedez Benz. Ikan ini dihargai lebih dari Rp 1 miliar per ekor.

Pengajar Institut Pertanian Bogor Suhana yang ikut dalam diskusi kelautan diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri mengatakan ikan tersebut berjenis Blue Fin Tuna (Tuna Sirip Biru). Hanya lima negara boleh menangkapnya. Indonesia termasuk punya hak mencari ikan tersebut, tapi dengan kuota yang telah ditentukan.

"Harganya seharga mobil Mercy, itu ada di Samudera Hindia. Indonesia sendiri kuota hanya 750 ton per tahun," kata Suhana di Kantor KADIN , Jakarta, Jumat (22/8).

Selain Indonesia, negara lain yang boleh menangkap ikan ini adalah Jepang dengan kuota 3.000 ton per tahun, lalu paling banyak Australia dengan 5.000 ton per tahun. Barulah disusul Selandia Baru dan Korea Selatan.

"Indonesia paling sedikit kuotanya, padahal kita lokasinya paling dekat. Jepang dapat kuota banyak karena mereka klaim ikan ini berasal dari mereka dan berkembang biak di Samudera Hindia itu," tegasnya.

Untuk bisa menangkap dan menjual blue fin tuna, Indonesia dan 4 negara lain tergabung dalam organisasi yang disebut CCSBT. Negara selain kelima anggota kartel ini diharamkan menangkap blue Fin tuna, walaupun kapalnya berada di laut bebas.

"Menangkap tuna itu masuk organisasi itu, Indonesia baru aktif dalam 2-3 tahun belakang. Tanpa itu ilegal. Indonesia anggota aktif," jelasnya.

Untuk masuk anggota organisasi CCSBT ternyata tidak gratis. Indonesia harus membayar sekitar Rp 1 miliar per tahun yang anggarannya diambil dari APBN. Namun jika dihitung dari hasil ikan yang ditangkap, Indonesia masih untung banyak.

"Satu ekor ikan itu besar bisa ber ton-ton itu seharga Mercy per ekor. Ikan ini dijual ke Jepang untuk dikonsumsi. Sekarang kita minta perhatian pemerintah agar terus melobi dan kuota kita ditambah," kata Suhana.
# via merdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar