Mobil Listrik Depok Karya Dasep Ahmadi(VIVAnews/Muhamad Solihin)
VIVAnews - Langkah Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan memperkenalkan mobil listrik karya Dasep Ahmadi seolah menandai komitmen pemerintah mengembangkan kendaraan alternatif itu.
Walau terlambat dibandingkan negara-negara maju, Indonesia ternyata tak terlalu ketinggalan dalam mengembangkan mobil listrik di tingkat Asia Tenggara. Salah satu negara tetangga, Singapura, diketahui baru memulai program mobil listrik yang khusus dikembangkan di dalam negeri.
Dikutip VIVAnews dari laman channel news asia, salah satu perusahaan lokal Singapura, Mayton Automotive telah menjalin kerjama pengembangan mobil listrik dengan menggandeng mitranya dari China dan Amerika Serikat.
Mayton rencananya akan menyuntikan modal sebesar 10 juta dolar Singapua untuk pengembangan proyek tersebut. Dana untuk lima tahun itu akan digunakan untuk menunjang keberlangsungan pusat kegiatan penelitian dan pengembangan mobil listrik.
Dalam jangka panjang, perusahaan yang baru mengumumkan program mobil listrik akhir pekan lalu itu berencana mengetes sekitar 200 mobil listrik di Punggol, salah satu kawasan di Singapura. Target ini sejalan dengan serangkaian tes yang akan dilakukan institusi milik pemerintah Singapura.
Sementara itu, laman evwind.es melaporkan, pengembangan mobil listrik Singapura ini merupakan salah satu inisiatif entrepreneur asal China, Yan Wei. Lewat Lihe Investment Holding, Yan Wei bersama kedua mitranya itu berencana menyuntikan modal dengan total anggaran US$300 juta dalam tiga tahun ke depan.
Nilai investasi diperkirakan mencapai lebih dari US$900 juta dalam lima tahun ke depan. Lihe Investment nantinya akan memiliki porsi saham sebesar 51 persen di perusahaan Mayton Automotive. Shanghong Technology dan mitranya asal AS bakal memiliki porsi saham masing-masing 30 dan 19 persen.
Rencananya, produksi mobil listrik Mayton ini akan menyasar pasar Singapura. Secara bertahap, perusahaan akan berekspansi dengan memasarkan produknya ke China, AS, dan pasar lain di dunia.
Pusat pengembangan mobil listrik Singapura ini ditetapkan di Hengshui, salah satu kota di belahan utara provinsi Hebei, China.
Lihe Investment dalam pernyataannya mengatakan pemilihan Singapura sebagai negara pengembangan dikarenakan lokasinya yang cocok untuk ujicoba mobil listrik. Aturan menyebutkan, batas maksimal jarak tempuh mobil listrik dalam kondisi baterai terisi penuh adalah 150-250 kilometer. Sementara rata-rata jarak tempuh pengguna kendaraan di Singapura hanya berkisar 55 kilometer.
Mobil Listrik Vietnam
Selain Singapura, rencana pengembangan mobil listrik kini juga sedang dilakukan Vietnam. Dikutip dari Vietnamnet, sebuah perusahaan produsen mobil, Yo Auto, telah menandatangani perjanjian kerjasama pembangunan pabrik mobil listrik bersama salah satu mitra lokal negara tersebut.
Kabar itu tentu saja memberikan angin positif bagi industri otomotif Vietnam yang terancam ditinggalkan pabrikan besar dunia.
Seorang sumber kepada Dat Viet mengatakan, Yo Auto nantinya bakal menjadi perusahaan dengan spesialisasi produk mobil listrik hybrid. Pabrik itu sendiri bakal memiliki kapasitas produksi hingga 100 ribu unit per tahun.
Semula investasi pembangunan pabrik itu akan dilaksanakan pada Mei 2012. Namun dengan berbagai alasan, rencana itu terpaksa dimundurkan menjadi awal 2013.
Senior Eksekutif Toyota Vietnam, Pham Anh Tuan menilai rencana investasi mobil listrik di Vietnam untuk saat ini, masih terlalu dini. Terlebih lagi jika melihat penguasaan teknologi Vietnam. Rencana itu bahkan sulit terealisasi meski pemerintah memberikan insentif bagi perusahaan otomotif. (umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar