Rabu, 10 Oktober 2012

Home » Ilmuwan Temukan Kepiting Berwarna Ungu di Filipina

Ilmuwan Temukan Kepiting Berwarna Ungu di Filipina


Setiap tahunnya banyak sekali spesies mahkluk hidup baru ditemukan lewat ekspedisi ekspedisi oleh para peneliti, dan baru baru ini di filipina ditemukan spesies kepiting dengan warna ungu yang cantik.

Dari pulau Palawan, Filipina. Para peneliti dari Seckenberg Research Institute, Jerman yang bekerja sama dengan tim dari De La Salle University Manila menemukan 4 spesies baru setelah melakukan penelitian berbulan bulan dalam proyek Aqua Palawan Research Program. Dan salah satu temuan yang paling menarik dari penemuan ini adalah kepiting berwarna ungu terang yang mengagumkan. 



Kepiting Ungu ini adalah spesies yang bersifat endemik di pulau palawan yang jarang dijelajahi. Hendrik Freitag selaku ketua penelitian mengatakan, lautan menghalangi penyebaran spesies kepiting ungu ini karena kepiting ini tidak dapat bertahan di air asin dan selama hidupnya hanya dihabiskan di air tawar saja. Hal ini membuatnya sensitif terhadap air asin sehingga terpisah jauh dari kerabatnya (spesies kepiting lain) dan bertahan di pulau palawan ini selama 10.000 tahun.

Kepiting ini rata rata hanya dapat tumbuh hingga 5,3cm saat dewasa dan untuk sumber makanannya spesies crustacea ini mengkonsumsi buah, tanaman yang mati dan hewan hewan kecil di air pada malam hari. Lalu, apakah ada kegunaan warna ungu ini dalam kehidupan sosialnya? Freitag berkesimpulan warna ungu terang ini adalah sebagai tanda atau sinyal dalam kehidupan koloninya seperti penanda individu saat musim kawin karena faktanya kepiting telah dapat membedakan warna. Kesimpulan ini juga menjelaskan mengapa pejantan yang telah siap kawin berwarna lebih kemerahan seperti capitnya daripada betina dan pejantan yang belum siap kawin.

Meskipun baru ditemukan nampaknya para peneliti harus bekerja keras, pasalnya kepiting ini terbilang cukup rapuh dan kehidupannya sangat bergantung pada alam sekitar. Jika melihat keadaan yang ada di lapangan sekarang, industri pertambangan banyak bertambah di pulau ini dengan tidak memperhatikan alam sekitarnya. Habitat alami yang tersisa semakin terdesak. Ini ancaman besar untuk flora dan fauna endemik di daerah ini, sedikit perubahan ekosistem dapat berpengaruh besar pada semua spesies disini dengan kemungkinan mencapai kepunahan. Seharusnya lebih penting melakukan penelitian dan menunjukkan bahwa keanekaragaman alam disini unik dan berharga untuk dilindungi, ungkap Freitag dalam National university of singapore bulletin of zoology.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar