ag03s.blogspot.com - Pengumuman tutupnya pabrik GM Indonesia di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, mulai akhir Juni 2015 cukup mengejutkan. Terlebih lagi, ratusan pekerja pabrik dipastikan terkena PHK akibat penutupan ini sehingga merugikan perekonomian Indonesia.
Menanggapi hal ini, Menteri Perindustrian Saleh Husin coba menjelaskan duduk permasalahannya. Melalui pesan singkat yang diterima KompasOtomotif , Jumat (27/2/2015) petang, Saleh membeberkan 11 poin penjelasan mengenai penutupan pabrik GM di Bekasi.
Berikut ini pemaparannya:
1. Pada prinsipnya, pihak General Motors tidak mencabut investasi berupa pabrik di Indonesia.
2. Alasan penutupan karena pihak manajemen GM tidak mampu lagi memproduksi mobil Chevrolet Spin karena biaya produksi sangat tinggi.
3. Hal ini terjadi akibat dari jumlah atau skala produksi yang kecil dan tuntutan spesifikasi produk dari GM yang tinggi. Dengan kata lain, produk Spin tidak fleksibel melakukan penyesuaian spesifikasi produk di tengah beratnya persaingan di pasar domestik Indonesia.
4. Alhasil, produk GM tidak dapat bersaing dengan rival di kelasnya di pasar dalam negeri sehingga produksi tidak mungkin dilanjutkan.
5. Terkait prospek bisnis otomotif, sekali lagi perlu diluruskan bahwa keputusan penutupan pabrik bukan karena Indonesia tidak lagi menarik, melainkan lebih disebabkan oleh kecilnya skala produksi Spin. Produk tersebut dinilai kurang fleksibel dalam melakukan
penyesuaian spesifikasi dan beratnya persaingan di pasar dalam negeri.
6. Keputusan GM terkait penutupan pabrik tidak hanya berlaku di Indonesia. Mereka juga melakukan hal yang sama dengan menutup unit produksi di Australia.
7. Catatan penting lain, pihak GM tetap optimistis dengan pasar Indonesia, berkomitmen untuk tetap berinvestasi, dan menegaskan akan terus melanjutkan produksi mobil di Indonesia. Salah satu latar belakangnya adalah prospek dari kelas menengah ASEAN yang memiliki potensi pasar sekitar 3,22 juta unit.
8. Optimisme dan komitmen itu diwujudkan melalui kerja sama antara GM, SAIC Motor Corp Ltd, dan Wuling Motors berupa perusahaan patungan SAIC-GM-Wuling (SGMW). Produk mobil yang akan dikembangkan adalah merek Wuling.
9. Targetnya, perusahaan hasil kerja sama itu akan memproduksi 150.000 mobil per tahun dengan rencana investasi sekitar 700 juta dollar AS.
10. Realisasi produksi tersebut akan dimulai setelah mereka melakukan kajian terhadap tipe produk mobil yang paling sesuai.
11. Persiapan-persiapan sudah dilakukan. Melalui perusahaan patungan SGMW, kemungkinan, produksi mobil mereka akan masuk ke segmen LCGC.
Sumber : http://m.kompas.com/otomotif/read/2015/02/27/191000415/Penjelasan.Menperin.soal.Tutupnya