ag03s.blogspot.com - Kota Jakarta dinobatkan sebagai kota termacet di dunia. Hal tersebut terlihat dari hasil survei yang dilakukan oleh Castrol Magnetec dengan menghitung Stop-Start Index. Kendati demikian, hasil survei tersebut dipertanyakan oleh Pengamat Transportasi Ellen Tangkudung.
Ellen mendesak Pemerintah Daerah Jakarta untuk segera mengambil kebijakan konkret yang dapat dilakukan sesegera mungkin untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Kebijakan konkret yang dimaksudkan adalah dengan melakukan revitalisai angkutan umum yang ada di Jakarta.
Lebih lanjut, ia menilai kebijakan tersebut bukanlah kebijakan yang sulit untuk segera dilakukan dan diterapkan oleh Pemda Jakarta.
"Yang utama sebenarnya banyak kok kebijakan yang tidak sulit seperti penambahan jumlah Busway, toh bisnya juga sudah banyak. Kemudian, revitalisasi angkutan umum yang ada," tutur Ellen saat dihubungi oleh CNN Indonesia, Rabu (4/2).
Diakui memang saat ini sudah ada beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi parahnya kemacetan di Jakarta, seperti mulai dibangunnya jalur Mass Rapid Transportation (MRT) di sejumlah jalan utama di Jakarta. Kendati demikian, hal tersebut dipandang memerlukan waktu yang lama untuk mengatasi kemacetan Jakarta.
Usaha lainnya adalah dengan mengenalkan bus layang. Bentuk bus layang mirip kereta dengan empat gerbong. Bentuknya juga mirip bus tingkat, tetapi jauh lebih besar dan lebar karena mobil-mobil lain bisa melaju di bawah bus layang.
"Dengan pembangunan infrastruktur tidak bisa dalam waktu cepat. Mau bikin bus layang yang tengah dibangung masih tiga tahun lagi selesai. Sedangkan MRT masih empat tahun lagi. Kan macetnya hari ini," tegas Ellen.
Desakan kepada Pemda untuk segera merevitalisasi angkutan umum di Jakarta juga didukung oleh Pengamat Transportasi Tigor Nainggolan. Menurutnya hanya ada satu hal yang menjadi standar dalam proses revitalisasi, yakni membuat angkutan umum di Jakarta memiliki kualitas layaknya kendaraan pribadi.
"Ya standarisasinya, kendaraan umum harus nyaman seperti kendaraan pribadi dong. Tahu dong seperti apa? Ya Aman, tidak bau rokok, tidak ada bau terbakar, orang asik kalau naik angkutan umum. Kemudian juga keberadaannya jelas, ada gitu loh," terangnya.
Selain itu, penerapan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) juga dinilai dapat mereduksi kemacetan di Jakarta dalam waktu yang tidak terlalu lama. "Kalau begitu orang pakai kendaraan pribadi kan jadi mikir, nanti keluar biaya," tegasnya.
Ellen mendesak Pemerintah Daerah Jakarta untuk segera mengambil kebijakan konkret yang dapat dilakukan sesegera mungkin untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Kebijakan konkret yang dimaksudkan adalah dengan melakukan revitalisai angkutan umum yang ada di Jakarta.
Lebih lanjut, ia menilai kebijakan tersebut bukanlah kebijakan yang sulit untuk segera dilakukan dan diterapkan oleh Pemda Jakarta.
"Yang utama sebenarnya banyak kok kebijakan yang tidak sulit seperti penambahan jumlah Busway, toh bisnya juga sudah banyak. Kemudian, revitalisasi angkutan umum yang ada," tutur Ellen saat dihubungi oleh CNN Indonesia, Rabu (4/2).
Diakui memang saat ini sudah ada beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi parahnya kemacetan di Jakarta, seperti mulai dibangunnya jalur Mass Rapid Transportation (MRT) di sejumlah jalan utama di Jakarta. Kendati demikian, hal tersebut dipandang memerlukan waktu yang lama untuk mengatasi kemacetan Jakarta.
Usaha lainnya adalah dengan mengenalkan bus layang. Bentuk bus layang mirip kereta dengan empat gerbong. Bentuknya juga mirip bus tingkat, tetapi jauh lebih besar dan lebar karena mobil-mobil lain bisa melaju di bawah bus layang.
"Dengan pembangunan infrastruktur tidak bisa dalam waktu cepat. Mau bikin bus layang yang tengah dibangung masih tiga tahun lagi selesai. Sedangkan MRT masih empat tahun lagi. Kan macetnya hari ini," tegas Ellen.
Desakan kepada Pemda untuk segera merevitalisasi angkutan umum di Jakarta juga didukung oleh Pengamat Transportasi Tigor Nainggolan. Menurutnya hanya ada satu hal yang menjadi standar dalam proses revitalisasi, yakni membuat angkutan umum di Jakarta memiliki kualitas layaknya kendaraan pribadi.
"Ya standarisasinya, kendaraan umum harus nyaman seperti kendaraan pribadi dong. Tahu dong seperti apa? Ya Aman, tidak bau rokok, tidak ada bau terbakar, orang asik kalau naik angkutan umum. Kemudian juga keberadaannya jelas, ada gitu loh," terangnya.
Selain itu, penerapan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) juga dinilai dapat mereduksi kemacetan di Jakarta dalam waktu yang tidak terlalu lama. "Kalau begitu orang pakai kendaraan pribadi kan jadi mikir, nanti keluar biaya," tegasnya.
# sumber : http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150205053538-20-29767/pukulan-telak-jakarta-kota-termacet-di-dunia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar