ag03s.blogspot.com - Seiring dengan rencana penutupan pabrik General Motors (GM)di Bekasi, Jawa Barat, para pemilik Chevrolet Spin pastinya menantikan kepastian akan ketersediaan suku cadang untuk model LMPV tersebut.
Diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin, GM telah memutuskan untuk memindahkan produksi Chevrolet Spin dari Bekasi ke India. Mereka pun memiliki komitmen untuk menjaga suplai onderdil mobil tersebut.
"Mereka tetap komit jaga reputasi mereka. Supaya tetap sediakan termasuk service-nya," kata Saleh, di kantor Kementerian Kordinator Bidang Maritim, Jakarta, yang ditulis Selasa (3/3/2015).
Saleh menegaskan, GM hanya menutup pabriknya di Indonesia. Namun tidak menutup mata rantai pengoperasian Spin di Indonesia, hal tersebut juga terjadi di Thailand dan Australia.
"Yang tutup hanya pabrik merek Spin, General Motor di Indonesia tetap beroperasi di Indonesia. Termasuk mereka tutup di Thailand, Australia mereka tutup," ungkapnya.
Saleh menambahkan, pemindahan pabrik tersebut dilakukan karena saat ini kalah berasaing dengan produk mobil lain, sementara biaya produksi semakin meningkat. "Mereka kalah bersaing cost terlalu tinggi sementara jual nggak bisa bersaing kalah mahal. Mereka sampaikan kalah bersaing," pungkasnya.
Selama beroperasi, pabrikan asal Amerika Serikat itu dilaporkan justru merugi sejak fasilitas itu beroperasi pada 2013. "Sekitar US$ 200 juta total dari pertama, rata-rata sekitar US$ 4 juta per bulan," kata Saleh di Jakarta, Senin (2/3/2015).
Meski tak bisa merasakan manisnya industri roda empat dalam negeri, GM, kata Saleh memiliki komitmen terhadap 500 pegawainya yang terdampak akibat keputusan ini. "Tapi mereka komitmen untuk menjaga tenaga kerja PHK, termasuk service kendaraan yang beroperasi," ujarnya.
Diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin, GM telah memutuskan untuk memindahkan produksi Chevrolet Spin dari Bekasi ke India. Mereka pun memiliki komitmen untuk menjaga suplai onderdil mobil tersebut.
"Mereka tetap komit jaga reputasi mereka. Supaya tetap sediakan termasuk service-nya," kata Saleh, di kantor Kementerian Kordinator Bidang Maritim, Jakarta, yang ditulis Selasa (3/3/2015).
Saleh menegaskan, GM hanya menutup pabriknya di Indonesia. Namun tidak menutup mata rantai pengoperasian Spin di Indonesia, hal tersebut juga terjadi di Thailand dan Australia.
"Yang tutup hanya pabrik merek Spin, General Motor di Indonesia tetap beroperasi di Indonesia. Termasuk mereka tutup di Thailand, Australia mereka tutup," ungkapnya.
Saleh menambahkan, pemindahan pabrik tersebut dilakukan karena saat ini kalah berasaing dengan produk mobil lain, sementara biaya produksi semakin meningkat. "Mereka kalah bersaing cost terlalu tinggi sementara jual nggak bisa bersaing kalah mahal. Mereka sampaikan kalah bersaing," pungkasnya.
Selama beroperasi, pabrikan asal Amerika Serikat itu dilaporkan justru merugi sejak fasilitas itu beroperasi pada 2013. "Sekitar US$ 200 juta total dari pertama, rata-rata sekitar US$ 4 juta per bulan," kata Saleh di Jakarta, Senin (2/3/2015).
Meski tak bisa merasakan manisnya industri roda empat dalam negeri, GM, kata Saleh memiliki komitmen terhadap 500 pegawainya yang terdampak akibat keputusan ini. "Tapi mereka komitmen untuk menjaga tenaga kerja PHK, termasuk service kendaraan yang beroperasi," ujarnya.
sumber Liputan 6
yang penting spare partnya tersedia
BalasHapusAgen Bola
Agen Poker
Agen Sbobet
Agen Judi Bola
Bandar Bola
Situs Taruhan Bola
Website Taruhan
Website Taruhan
Agen Bola
Agen Poker