Kamis, 18 Oktober 2012

Korea Serius Ingin Berinvestasi di Jembatan Selat Sunda


Mereka juga tertarik pada proyek jalan tol dan waduk di Indonesia.

Korel tertarik investasi di proyek Jembatan Selat Sunda.
Korel tertarik investasi di proyek Jembatan Selat Sunda. (Kementerian Pekerjaan Umum)
VIVAnews - Wakil Menteri Perhubungan Darat, Transportasi dan Laut Korea Selatan, Kim Kyung Sik, bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto hari ini, Kamis 18 Oktober 2012.
Dalam pertemuan tersebut, Kim Kyung Sik membawa para kontraktor dari negaranya untuk menanyakan proyek jalan tol, jembatan, dan waduk yang ada di Indonesia.

Tercatat ada tiga petinggi perusahaan konstruksi yang dibawa oleh wakil menteri Korea Selatan ini, seperti Park Sung Nam (Managing Director PT Dalim), Lim Sang Wook (Managing Director PT Lotte Construction), dan Sohn Sang Yul (Vice President PT Dongbu).

Kim Kyung Sik mengungkapkan bahwa pihaknya secara khusus amat tertarik untuk mengetahui cara agar bisa bergabung dalam megaproyek Jembatan Selat Sunda yang belakangan ini terus mengundang polemik.
"Kami ingin menanyakan, bagaimana perusahaan Korea bisa ikut mengambil tempat dalam berbagai macam proyek yang ada di Indonesia," ujar Kim di Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Kamis 18 Oktober 2012.
Namun, Kim mengaku bahwa saat ini belum ada kepastian mengenai pengerjaan proyek Jembatan Selat Sunda, sehingga pihaknya menunggu keputusan lebih lanjut dari pemerintah Indonesia.

Selama ini, dia menilai bahwa Korea Selatan dan Indonesia telah menjamin kerja sama yang baik dalam beberapa proyek. Pihaknya, menurut Kim, telah beberapa kali menangani pembuatan studi kelayakan (feasibility study) seperti pada Waduk Karian di Rangkasbitung, Banten.

Ketika ditanya, apakah Korea Selatan akan turut serta dalam hal teknologi ataupun investasi dalam proyek Selat Sunda, Kim mengaku belum bisa menjawabnya, karena masih banyak yang perlu dibicarakan antara kedua pihak.
Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik adanya penawaran dari Korea Selatan itu. "Sekarang sudah bertambah dari yang tadinya hanya China, tetapi sekarang Korea juga ikut tertarik," jelasnya.

Djoko menambahkan, wakil menteri dari Korea ini memang membawa beberapa kontraktor dan investornya untuk ikut bergabung dalam proyek-proyek di Indonesia, terutama jalan tol dan Jembatan Selat Sunda.
"Mereka ingin berinvestasi di tol Trans Sumatera, namun tampaknya tol tersebut telah menjadi bagian dari Kementerian BUMN," katanya.

Dalam pembicaraan, Djoko juga mempersilakan Korea Selatan untuk ikut dalam proyek infrastruktur apa pun yang ada di Indonesia, asalkan mengikuti aturan yang berlaku.
"Saya welcome saja, mereka mau investasi asalkan ikuti saja prosedurnya. Tapi, kalaupun mereka tidak dapatkan proyek, mereka masih bisa bekerja sama dengan kontraktor lokal," tuturnya. (art)

© VIVA.co.id 

2 komentar:

  1. ancur ancur korea ikutan hadeh.prodaknya tu asal jadi apa lagi konstruksi.bole korea yang tangani tapi harus ada qc yang gak mempan disuap dari bumn.korea jago nyuapnya jadinya prodaknya gagal.

    BalasHapus
  2. Wah kayaknya paham bener nih sama korea ...

    Jadi mending pilih mana nih, kalau boleh milih ...

    Jepang? Apa home made aja?

    BalasHapus