Senin, 26 Maret 2012

Web Design

Membuat Blog Wordpress Gratis

Cara bikin Blog gratis di Wordpress.com

Tutorial terbaru cara membuat blog gratis di Wordpress.com. Tutorial ini dibuat dan diverifikasi pada November 2011
Oleh Tim Multimedia Ponpes Al-Khoirot 

DAFTAR ISI

1. Cara Daftar Blog Wordpress.com 
2. Cara Masuk/Login ke Dasbor Admin Blog Wordpress.com 
3. Cara Ganti Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia di Blog Wordpress 
4. Cara Menulis Artikel di Wordpress 
5. Cara Membuat Halaman/Pages Statis di Wordpress 
6. Cara Mengedit/Sunting artikel di Wordpress 
7. Cara Mengedit/menyunting Halaman/Pages Statis di Wordpress 
8. Cara Merubah/Mengganti Nama alamat Blog Wordpress 



I. CARA MEMBUAT BLOG DI WORDPRESS COM

1. Kunjungi hid.wordpress.com 

2. Klik Daftar Sekarang!

3. Isi form
a. Alamat blog: -> isi nama blog sesuai dengan keinginan (paling sedikit empat huruf/angka)
b. Nama Pengguna -> sama dengan alamat blog
c. Kata sandi: Isi password/kata sandi (sedikitnya enam huruf/angka)
c. Konfirmasi: Ulangi password/kata sandi yang sama dengan di atas.
d. Email Address: Isi email Anda (apabila belum punya email, buat dulu di gmail.com.
e. Klik Sign up (lihat gambar)
cara daftar blog wordpress.com

4. Cek email Anda Untuk Melengkapi Pendaftaran

a. Email baru telah dikirim ke email Anda. 
b. Untuk mengaktifkan akun Anda. Periksa kotak masuk email dan klik tautan di dalam pesan dari Wordpress.com.
c. Setelah link diklik akan muncul pesan berikut: "Your account is now active!" 
d. Itu berarti Anda sudah berhasil membuat blog. 
e. Silahkan kunjungi blog Anda di: http://nama-blog-anda.wordpress.com

II. CARA MASUK/LOGIN KE ADMIN BLOG WORDPRESS COM

5. Cara masuk ke admin blog adalah sebagai berikut:
a. Kunjungi http://nama-blog-anda.wordpress.com/login.php
b. Isi username (=nama blog) dan password.
c. Anda sekarang sedang berada di ruang admin blog di mana Anda bisa menulis artikel atau mengganti tema dan lain-lain.

III. GANTI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA

Aslinya, bahasa di admin wordpress memakai bahasa Inggris. Kalau kurang paham, ganti ke bahasa Indonesia.

Caranya sebagai berikut:

a. Setelah masuk ke dasbor -> klik Settings -> General
b. Pada "Language" ganti ke Bahasa Indonesia -> klik Save Changes.
c. Selesai. Sekarang dasbor admin berbahasa Indonesia.

IV. CARA MENULIS ARTIKEL DI BLOG WORDPRESS.COM

1. Setelah login, klik Tulisan -> klik Tambahkan Baru
2. Masukkan Judul dan isi artikel di tempat yang tersedia.
3. Klik “Terbitkan”. 
4. Selesai. Selamat, Anda sudah menulis artikel pertama di blog Anda. Ulangi cara yang sama setiap kali akan menulis artikel baru.

V. CARA MEMBUAT HALAMAN PAGE STATIS DI BLOG WORDPRESS

1. Setelah masuk/login, klik Halaman/Pages -> Tambahkan Baru/Add New
2. Di "Tulis Judul di sini" beri nama halaman. Contoh, Tip Facebook
3. Di kotak di bawahnya, isi dengan apapun; kata-kata atau link.
4. Klik Terbitkan/Publish. Selesai.

VI. CARA MENGEDIT/SUNTING ARTIKEL POSTING DI BLOG WORDPRESS

1. Setelah masuk/login, klik Tulisan/Posts -> All Posts
2. Klik Sunting/Edit pada artikel yang akan diedit
3. Setelah selesai, klik Perbarui/Update.

VII. CARA MENGEDIT/SUNTING HALAMAN/PAGE STATIS DI BLOG WORDPRESS

1. Setelah masuk/login, klik Halaman/Pages -> Semua Halaman
2. Klik Sunting/Edit pada Halaman yang akan diedit
3. Setelah selesai, klik Perbarui/Update.

Jangan lupa, klik “Keluar Log” atau “Log Out” kalau hendak keluar. Sebab, kalau tidak admin blog Anda akan dapat diakses oleh orang lain yang memakai komputer yang sama.


VII. CARA MERUBAH NAMA/ALAMAT BLOG WORDPRESS
Di wordpress.com, nama alamat blog anda dapat diganti. Contoh, dari contoh1.wordpress.com menjadi contoh2.wordpress.com. Saran: nama url blog yg akan diganti sebaiknya yang belum banyak konten karena akan berpengaruh pada SEO dan SERP.
Ikuti caranya di bawah:

1. Masuk/login ke Wordpress.com anda -> Blogku / My Blogs
2. Kasih tanda tik/centang pada nama blog yang akan dirubah 
3. Klik Change Blog Adrdress -> Tulis nama Blog yang baru
4. Konfirmasi -> tulis lagi nama alamat yang baru 
5. Klik Continue (paling bawah)
6. Please Confirm -> klik I am sure. Selesai.

Sumber : http://www.alkhoirot.net/
Read More >>
Info Kesehatan & Kecantikkan :
Khasiat Dan Manfaat Air Kelapa Muda

°●. ˙˙°●. ˙˙°●.˙°●. ˙˙°●. ˙˙°●.˙°●. ˙˙°●.



a. Air kelapa berkhasiat sebagai diuretik, yaitu untuk memperlancar pengeluaran air seni. Air kelapa muda dicampur dengan sedikit sari jeruk sitrun bermanfaat untuk mengatasi dehidrasi, juga untuk memerangi gangguan cacing dalam perut anak-anak kecil.
...
b. Jika air kelapa muda yang dicam...pur dengan susu amat baik untuk makanan anak. Campuran air kelapa muda tersebut mempunyai khasiat untuk mencegah penggumpalan susu dalam perut, muntah, sembelit, dan sakit pencernaan.

c. Air kelapa juga mempunyai bermacam-macam khasiat sebagai obat. Di antaranya, minum air kelapa muda juga dapat membantu mengatasi pengaruh racun obat sulfa dan antibiotika lain, sehingga menjadikan obat-obat itu lebih cepat diserap darah.

d. Mencuci muka dengan air kelapa secara kontinu tiap hari dapat menyembuhkan atau melenyapkan jerawat, noda-noda hitam, kerutan pada wajah yang datang lebih dini, kulit mengering, dan wajah menjadi tampak berseri.

e. Campurlah air kelapa dengan sedikit madu. Ramuan ini merupakan tonikum yang murah tetapi berkhasiat. Ramuan ini merangsang pusat-pusat seksual tubuh dan meniadakan akibat buruk gairah seksual berlebih.

f. Jerawat membandel dapat diobati dengan campuran 25 gram pasta kunyit dengan segelas air kelapa, lalu dibiarkan selama semalam suntuk, kemudian tambahkan 3 sendok teh bubuk cendana merah. Aduk-aduklah semua bahan tersebut sampai rata, kemudian disimpan lagi tanpa terganggu selama 3 hari. Saringlah ramuan tadi dengan tiga lapis kain kasa. Simpan sari tadi dalam botol, dan oleskan pada muka dua kali sehari hingga jerawat lenyap.

g. Air kelapa juga berkhasiat sebagai obat luka, telapak kaki pecah-pecah, dan eksim. Membuat ramuannya relatif mudah. Rendamlah segenggam beras dalam air kelapa muda bersama tempurungnya sampai beras terasa asam karena peragian, kemudian beras digiling menjadi bubuk halus. Tepung beras tersebut digunakan dengan dioleskan setiap hari selama 3-4 hari pada bagian tubuh yang sakit.

h. Jika air kelapa muda dicampur dengan sejumput bubuk kunyit dan air kapur sirih dalam ukuran sama merupakan obat luka bakar dan meniadakan rasa panas pada telapak kaki dan tangan.

♥♥ Kelapa ijo :
Kelapa ijo ditengarai merupakan obat terbaik untuk beberapa penyakit seperti: panas dalam, sembelit, penetral racun, demam berdarah, cacingan, disentri. Bila digunakan untuk membasuh muka, maka manfaat kelapa ijo bisa menghilangkan jerawat, menghaluskan kulit muka, mengencangkan kulit
(anti aging) dan bila digunakan untuk keramas, bisa mencegah timbulnya uban.
Read More >>

Sabtu, 24 Maret 2012

Kisah penjual tempe

Di Karangayu, sebuah desa di Kendal, Jawa Tengah, hiduplah seorang ibu penjual tempe. Tak ada pekerjaan lain yangn dapat dia lalukan sebagai penyambung hidup. Meski demikian, nyaris tak pernah lahir keluhan dari bibirnya. Ia jalani hidup dengan riang.”Jika tempe ini yang nanti mengantarku ke surga, kenapa aku harus menyesalinya…” demikian dia selalu memaknai hidupnya.

Suatu pagi, setelah salat subuh, dia pun berkemas. Mengambil keranjang bambu tempat tempe, dia berjalan ke dapur. Diambilnya tempe-tempe yang dia letakkan di atas meja panjang. Tapi, deg! dadanya gemuruh. Tempe yang akan dia jual, ternyata belum jadi. Masih berupa kacang, sebagian berderai, belum disatukan ikatan-ikatan putih kapas dari peragian.

Tempe itu masih harus menunggu satu hari lagi untuk jadi. Tubuhnya lemas. Dia bayangkan, hari ini pasti tidak akan mendapatkan uang untuk makan dan modal membeli kedelai yang akan dia olah kembali menjadi tempe.

Di tengah putus asa, terbersit harapan di dadanya. Dia tahu, jika meminta kepada Allah, pasti tak akan ada yang mustahil. Maka, di tengadahkan kepala, dia angkat tangan, dia baca doa. “Ya Allah, Engkau tahu kesulitanku. Aku tahu Engkau pasti menyayangi hamba-Mu yang hina ini. Bantulah aku ya Allah, jadikanlah kedelai ini menjadi tempe. Hanya kepada-Mu kuserahkan nasibku…”

Dalam hati, dia yakin, Allah akan mengabulkan doanya. Dengan tenang, dia tekan dan mampatkan daun pembungkus tempe. Dia rasakan hangat yang menjalari daun itu. Proses peragian memang masih berlangsung. Dadanya gemuruh. Dan pelan, dia buka daun pembungkus tempe.

Dan… dia kecewa. Tempe itu masih belum juga berubah. Kacangnya belum semua menyatu oleh kapas-kapas ragi putih. Tapi, dengan memaksa senyum, dia berdiri. Dia yakin, Allah pasti sedang “memproses” doanya. Dan tempe itu pasti akan jadi. Dia yakin, Allah tidak akan menyengsarakan hambanya yang setia beribadah seperti dia. Sambil meletakkan semua tempe setengah jadi itu ke dalam keranjang, dia berdoa lagi. Ya Allah, aku tahu tak pernah ada yang mustahil bagi-Mu. Engkau maha tahu, bahwa tak ada yang bisa aku lakukan selain berjualan tempe. Karena itu ya Allah, jadikanlah. Bantulah aku, kabulkan doaku…

Sebelum mengunci pintu dan berjalan menuju pasar, dia buka lagi daun pembungkus tempe. Pasti telah jadi sekarang, batinnya. Dengan berdebar, dia intip dari daun itu, dan… belum jadi. Kacang itu belum sepenuhnya memutih. Tak ada perubahan apa pun atas ragian kacang tersebut. Keajaiban Tuhan akan datang… pasti, yakinnya.

Dia pun berjalan ke pasar. Di sepanjang perjalanan itu, dia yakin, “tangan” Tuhan tengah bekerja untuk mematangkan proses peragian atas tempe-tempenya. Berkali-kali dia dia memanjatkan doa… berkali-kali dia yakinkan diri, Allah pasti mengabulkan doanya.

Sampai di pasar, di tempat dia biasa berjualan, dia letakkan keranjang-keranjang itu. “Pasti sekarang telah jadi tempe!” batinnya.

Dengan berdebar, dia buka daun pembungkus tempe itu, pelan-pelan. Dan… dia terlonjak. Tempe itu masih tak ada perubahan. Masih sama seperti ketika pertama kali dia buka di dapur tadi. Kecewa, air mata menitik di keriput pipinya. Kenapa doaku tidak dikabulkan? Kenapa tempe ini tidak jadi? Kenapa Tuhan begitu tidak adil? Apakah Dia ingin aku menderita? Apa salahku? Demikian batinnya berkecamuk.

Dengan lemas, dia gelar tempe-tempe setengah jadi itu di atas plastik yang telah dia sediakan. Tangannya lemas, tak ada keyakinan akan ada yang mau membeli tempenya itu.

Dan dia tiba-tiba merasa lapar…merasa sendirian. Tuhan telah meninggalkan aku,batinnya. Airmatanya kian menitik. Terbayang esok dia tak dapat berjualan… esok dia pun tak akan dapat makan.

Dilihatnya kesibukan pasar, orang yang lalu lalang, dan “teman-temannya” sesama penjual tempe di sisi kanan dagangannya yang mulai berkemas. Dianggukinya mereka yang pamit, karena tempenya telah laku. Kesedihannya mulai memuncak.

Diingatnya, tak pernah dia mengalami kejadian ini. Tak pernah tempenya tak jadi. Tangisnya kian keras. Dia merasa cobaan itu terasa berat…

Tiba-tiba sebuah tepukan menyinggahi pundaknya. Dia memalingkan wajah, seorang perempuan cantik, paro baya, tengah tersenyum, memandangnya. Maaf Ibu, apa ibu punya tempe yang setengah jadi? Capek saya sejak pagi mencari-cari di pasar ini, tak ada yang menjualnya. Ibu punya? Penjual tempe itu bengong. Terkesima. Tiba-tiba wajahnya pucat.

Tanpa menjawab pertanyaan si ibu cantik tadi, dia cepat menengadahkan tangan. Ya Allah, saat ini aku tidak ingin tempe itu jadi. Jangan engkau kabulkan doaku yang tadi. Biarkan sajalah tempe itu seperti tadi, jangan jadikan tempe…

Lalu segera dia mengambil tempenya. Tapi, setengah ragu, dia letakkan lagi. jangan-jangan, sekarang sudah jadi tempe…

Bagaimana Bu? Apa ibu menjual tempe setengah jadi? tanya perempuan itu lagi. Kepanikan melandanya lagi. “Duh Gusti… bagaimana ini? Tolonglah ya Allah, jangan jadikan tempe ya?” ucapnya berkali-kali. Dan dengan gemetar, dia buka pelan-pelan daun pembungkus tempe itu. Dan apa yang dia lihat, pembaca?? Di balik daun yang hangat itu, dia lihat tempe yang masih sama. Belum jadi!

“Alhamdulillah!” pekiknya, tanpa sadar. Segera dia angsurkan tempe itu kepada si pembeli. Sembari membungkus, dia pun bertanya kepada si ibu cantik itu. “Kok Ibu aneh ya, mencari tempe kok yang belum jadi?”

Ooh, bukan begitu, Bu. Anak saya yang kuliah di Australia ingin sekali makan tempe, asli buatan sini. Nah, agar bisa sampai sana belum busuk, saya pun mencari tempe yang belum jadi. Jadi saat saya bawa besok, sampai sana masih layak dimakan. Oh ya, jadi semuanya berapa, Bu?

Kisah yang biasa bukan, dalam kehidupan sehari-hari, kita acap berdoa dan “memaksakan” Allah memberikan apa yang menurut kita paling cocok untuk kita. Dan jika doa kita tidak dikabulkan, kita merasa diabaikan, merasa kecewa. Padahal Allah paling tahu apa yang paling cocok untuk kita. Bahwa semua rencananya adalah sangat sempurnaKisah sederhana yang menarik, karena seringkali kita pun mengalami hal yg serupa. Di saat kita tidak memahami ada hikmah di balik semua skenario yg Allah SWT takdirkan

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah 216)

Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/
Read More >>

Sabtu, 17 Maret 2012


Kenapa?
 
Seorang Lelaki inggris bertanya: "Kenapa dalam Islam wanita tdk boleh jabat tangan dengan pria?"
Syaikh menjawab: "Bisakah kamu berjabat tangan dengan ratu elizabeth?

... Lelaki inggris menjawab: "oh tentu tidak bisa! cuma orang2 tertentu saja yg bisa berjabat tangan dengan ratu."
Syaikh tersenyum & berkata:" Wanita2 kami(Kaum muslimin) adalah para ratu, & ratu tidak boleh berjabat tangan dengan p...ria sembarangan (yg bukan mahramnya")

lalu si inggris bertanya lagi, "Kenapa perempuan Islam menutupi tubuh nya?"

Syekh tersenyum dan punya 2 permen, ia membuka yang pertama terus yang satu lagi tertutup. dia melemparkan keduanya kelantai yang kotor.

Syaikh bertanya: " Jika saya meminta anda untuk mengambil satu permen, mana yang anda pilih?"
Si inggris menjawab: "Yang tertutup.."
Syeikh berkata: " Itulah cara kami memperlakukan dan melihat wanita kami. .)
Read More >>
Kaca spion

Seorang Instruktur stir mobil tampak begitu serius memperhatikan seorang muridnya yang sedang mengemudikan mobil. Sesekali, sang Instruktur memberikan isyarat agar sang murid fokus ke arah depan.

“Jangan terlalu sering memperhatikan kaca spion,” ucap sang Instruktur ketika sang Murid kerap menoleh ke kiri atau ke kanan, juga ke atas di mana kaca spion mobil berada. Padahal, ...jalan yang... mereka lalui lurus, tanpa belokan. Sang Murid pun kembali fokus. Tapi, hasrat untuk menoleh ke spion lagi-lagi secara spontan muncul. Dan saat itu pula, sang Instruktur kembali mengingatkan.

Bagi sang Murid, menoleh ke arah spion seperti perpaduan antara rasa ingin tahu terhadap kendaraan yang berada di belakang atau sampingnya, dengan rasa khawatir kalau-kalau ada kendaraan lain yang akan menabraknya.

“Muridku, gunakan spion hanya untuk berbelok atau pindah jalur. Karena spion hanya pelengkap, bukan yang utama. Terlalu sibuk dengan spion bisa membuat kita lalai dan selalu was was,” ucap sang Instruktur sambil terus memperhatikan sang Murid yang mulai tenang memperhatikan arah depan.Sang Murid pun mengangguk pelan.

***

Melalui jalan hidup kadang tak ubahnya seperti mengendarai kendaraan seperti mobil atau motor. Dengan kendaraan itulah, tujuan hidup akan kita raih dengan baik. Pada kendaraan itu, setidaknya ada tiga titik yang bisa menjadi perhatian kita yang disimbolkan dengan sebuah kaca spion: depan yang menjadi fokus utama, kiri, kanan, dan juga belakang.

Pandangan arah depan adalah tujuan utama kita hidup yaitu ibadah dan akhirat. Sementara, pandangan arah kiri, kanan, dan belakang adalah tawaran aksesoris hidup yang diperlihatkan keindahan duniawi.

Terkadang, tidak sedikit dari kita yang lebih sibuk untuk memperhatikan spion kiri, kanan, atau belakang. Sehingga melupakan fokus di arah depan.Seperti dikatakan sang instruktur stir mobil, “Gunakan spion hanya sekedarnya!” Fokuslah ke arah depan, dan jangan tunggu sampai kendaraan hidup ini menabrak atau bahkan terguling ke jurang.
Read More >>

Jumat, 09 Maret 2012

Sahabat
 

Pulang kampung setelah lima tahun di rantau menuntut ilmu, memberi warna tersendiri dalam hati. Dengan mengantongi ijazah sarjana, aku melangkah tegap menuju bus yang akan membawaku ke Doro, sebuah kota kecamatan kecil 20 km di sebelah selatan Pekalongan.

Bus Binatur yang kutumpangi berjalan lambat keluar terminal. Tidak hanya sekali dua bus berhenti untuk menaik-turunkan penumpang. Bahkan beberapa kali bus malah berjalan mundur, masuk ke jalan desa, menjemput penumpang yang hampir terlewat.

Sampai di perempatan Karangdadap langit gelap. Sesaat kemudian turun hujan. Kuedarkan pandang ke luar jendela. Lewat kaca bus yang buram, kulihat butiran mutiara itu berlomba turun menjejak ke bumi. Banyak rumah baru berdiri di sepanjang pundak jalan yang tidak seberapa luas.

Sejam kemudian, tepat pukul 12.00 siang, bus sampai di depan Pasar Doro. Di kota kecil ini tak ada terminal bus, yang ada hanyalah terminal colt angkutan pedesaan. Itu pun tak seluruh colt masuk ke terminal. Banyak di antaranya yang nge-tem di depan pasar sebelah barat, berbaur jadi satu dengan bus yang akan datang.

“Masih seperti dulu,” gumamku membatin, ketika melihat sebuah colt jurusan Karanganyar berangkat. Ya, masih seperti dulu. Colt berangkat dengan penumpang yang berjejal sesak. Dari belakang yang terlihat jajaran orang bergelantungan rapat membentuk teralis menutupi bagian belakang mobil. Dan kalau belum mendapat penumpang yang rapat seperti itu, colt memang belum mau berangkat. Padahal itu sungguh membahayakan keselamatan penumpang.

Aku menarik napas untuk melonggarkan dadaku yang sesak. Dengan jilbabku yang bersih ini, aku pun akan berimpit seperti mereka. Berdesak dengan orang, barang belanjaan, dan ayam. Sudah tercium olehku keringat bercampur kubis busuk, tai ayam, dan aroma parfum yang tajam menusuk. Seperti itulah kalau perjalanan kita lekas sampai, karena jumlah angkutan di sini sangat terbatas.

Colt jurusan Lemahabang yang kutumpangi hampir penuh. Beruntung aku mendapat tempat duduk di depan, di ruang kemudi. Meski sesak juga, tapi tak separah seperti duduk di belakang. Lumayanlah. Tapi harap diingat, mendapat tempat duduk di ruang sopir, harus berani membayar lebih, karena lebih nyaman, maka ruang sopir ini banyak diperebutkan.
Calo sudah memintai ongkos para penumpang. Berarti colt sudah penuh dan siap berangkat. Aku bernapas lega.
Pak sopir masuk ruang kemudi, lalu menghidupkan mesin. Saat itu melintas sebuah bayangan yang sudah sangat kukenal, di depan colt. Aku masih mengingatnya dengan baik, itu adalah bayangan Silva, taman sekampung, teman masa kecil, teman sepermainanku dulu. Kalau ia mau pulang, kenapa tidak naik colt ini? Dorongan rasa kangen pada sahabat telah mengalahkan kepentinganku untuk cepat-cepat sampai di rumah.

“Sebentar, Pak Sopir,” pintaku pada sopir yang sudah memasukan perseneling ke gigi satu. Lalu begitu saja aku turun dari mobil, mengejar Silva.
Terdengar teriakan sopir di belakang, “Cepat, Dik!”
Sekilas aku menoleh seraya melambaikan tangan menyuruhnya pergi. Sopir maklum, colt itu pun berangkat.
Aku berhasil mengejar Silva. Kujajari langkahnya.
“Mau kemana?” tanyaku.

Silva menoleh, tersenyum. Wajah dan bibirnya tampak pucat, tapi kakinya melangkah ke arah timur.
“Mestinya kamu bersama saya naik colt yang tadi. Kamu sudah tahu kan, selepas colt tadi belum tentu ada colt berikutnya yang bisa membawa kita pulang? Sudah siang begini tak ada lagi orang berpergian. Anak sekolah dan ibu-ibu yang belanja sudah pada pulang. Kita pertaruhkan pada nasib baik untuk bisa pulang hari ini.”
Silva tak berkomentar. Kucoba menggandeng tangannya. Dingin. “Kamu sakit? Mau periksa? Okelah, aku menemanimu.”
Melewati sebuah jembatan kecil, Silva belok ke kiri.

“Lho, kalau mau periksa ke tempat dr. Lestari, beloknya ke kanan, dong?!” protesku. Silva tak menanggapi protesku. Ia terus saja melangkah.
“Baiklah, kuikuti kamu,” kataku, menyerah. “Seandainya nanti tidak mendapat colt pulang, toh ada kamu. Kita bisa pulang jalan kaki bersama.
Kami lewat di depan KUA. Ke utara sedikit, ada masjid di sisi barat jalan, menghadap ke timur. Silva membelokkan langkahnya ke sana.

“Oh, kamu mengajakku salat dulu? Baiklah. Sekarang memang sudah hampir jam satu,” kataku, setelah melirik arloji di pergelangan tanganku.
Aku mendahului Silva melepas sepatu, terus ke kamar kecil. Setelah itu mengambil wudhu dan salat Zuhur lebih dahulu, karena Silva tak tampak bayangannya. Kupikir ia sedang berada di kamar kecil.
Kemana sih, dia? Diikuti kok malah menghilang? gerutuku sendirian, sambil mengenakan sepatu bersiap meninggalkan masjid.

Aku kembali ke depan pasar mencari angkutan. Suatu kebetulan, ada serombongan orang yang hendak berziarah ke makam Syeh Siti Jenar di Lemahabang. Mereka mendapatkan colt dan aku mengikuti saja. Tampaknya rombongan itu membayar lebih, sehingga tak usah menunggu penumpang berdesak. Alhamdulillah.
Mobil yang kami tumpangi bergerak ke arah barat setengah kilo, lalu berbelok ke selatan. Dan mulailah perjalanan yang penuh risiko. Karena colt mesti melewati jalan berbatu tidak rata, dengan medan yang terus menanjak. Badan colt bergerak seperti layaknya tubuh mentok. Merangkak tertatih, megal-megol, oleng ke kiri dan ke kanan, kepalanya mengangguk-angguk.

Setelah lepas empat puluh lima menit, colt yang sudah bergerak pelan, terasa semakin memperlambat lajunya. Kami saling bertatapan. Ada apa? Serentak kami arahkan pandangan ke depan. Ada sekerumunan orang memenuhi jalan di depan. Colt berhenti. Kami turun untuk mencari tahu.

Ternyata ada colt jatuh ke jurang! Sebagian penumpangnya tewas, sebagian yang lain luka-luka. Mereka sedang dievakuasi. Dan itu adalah colt yang hendak kutumpangi tadi, tapi tidak jadi!
Aku tertunduk lemas. Tak henti-hentinya kusebut kebesaran nama-Nya. Pandanganku yang kabur oleh airmata, menangkap tubuh-tubuh yang berlumpur dan berlumur darah terkulai. Pecahan kaca yang berserakan. Mobil yang ringsek. Wajah-wajah yang basah oleh airmata. Telingaku menangkap raungan tangis tak beraturan dari mereka yang masih bisa menagis. Allah Mahabesar.

“Dik, naik lagi. Kita teruskan perjalanan,” kata sebuah suara.
Kuusap mataku dengan punggung tangan. Tanpa suara kuikuti laki-laki yang berkata tadi. Lalu kami masuk kembali ke colt untuk meneruskan perjalanan.
Begitu sampai di rumah, setengah berlari aku menuju ke rumah Silva. Dia sendiri yang membukakan pintu. Serentak melihat bayangannya, langsung kutubruk dan kupeluk ia. Tangisku pun tumpah di pundaknya.
Silva balas memeluk.

“Tenanglah…,” bisiknya lembut dekat telingaku. Dipapahnya tubuhku menuju ke kamarnya. Setelah meminum air putih pemberian Silva, aku sedikit lebih tenang. Lalu kuceritakan semua kepadanya. Tentang pertemuanku dengannya di depan pasar. Tentang salatku di masjid. Juga tentang colt yang tak jadi kutumpangi dan ternyata mendapat kecelakaan…

“Kuminta jawablah pertanyaanku dengan jujur. Di mana saja kamu seharian ini?”
“Seharian ini aku hanya di rumah, tidak pergi ke mana-mana. Sungguh! Kalau tak percaya, tanya Ibu,”kata Silva, serius. “Sejak pagi sampai menjelang Zuhur, aku di sawah bersama Ibu, matun padi. Pulang dari sawah aku mampir ke pancuran, bersih-bersih sekalian ambil air wudhu. Setelah salat dan makan, istirahat sambil membaca-baca. Lalu kamu datang,” jalas Silva runut.

“Aku percaya. Lantas, siapa gadis mirip kamu yang kutemukan di depan pasar?”
Kami saling berdiam diri, digayuti oleh pikiran masing-masing.Dan aku percaya, Allah memang sengaja menyelamatkanku dengan cara-Nya sendiri. Terima kasih, ya Allah, atas pertolongan-Mu. Tak henti-hentinya kusebut nama-Nya.

oleh Strawberry
Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/
Read More >>

Kisah "INSPIRASI" Memaafkan



Teheran - Seorang wanita Iran yang mengalami kebutaan akibat disiram cairan asam telah mengampuni pria yang menyerangnya. Pria itu pun bebas dari kebutaan yang seharusnya diterimanya sebagai hukuman atas perbuatannya.

Wanita berumur 34 tahun itu, Ameneh Bahrami berada di ruang operasi sebuah rumah sakit bersama pria yang menyiramkan asam ke wajahnya, Majid Movahedi. Sementara seorang dokter siap meneteskan beberapa tetes asam ke salah satu mata Movahedi sesuai putusan pengadilan. Movahedi pun berlutut sembari menangis.


"Apa yang ingin Anda lakukan sekarang?" tanya dokter tersebut kepada Bahrami yang wajahnya cacat parah akibat serangan tahun 2004 lalu tersebut.


"Saya maafkan dia, saya maafkan dia," ujar Bahrami seraya meminta dokter untuk tidak jadi menyiramkan asam ke mata pria yang telah membuat wajahnya cacat dan kedua matanya buta.


Adegan dramatis itu disiarkan oleh stasiun televisi pemerintah Iran pada Minggu, 31 Juli seperti diberitakan News.com.au, Senin (1/8/2011).


Bahrami mengalami kebutaan di kedua matanya dan menderita luka-luka bakar mengerikan di wajah dan sebagian tubuhnya dalam serangan 2004 tersebut. Movahedi menyiramkan cairan asam ke wanita itu karena marah setelah pinangannya ditolak Bahrami.


"Yang terbaik adalah memaafkan ketika kita dalam posisi berkuasa," kata Bahrami menjelaskan keputusannya untuk mengampuni Movahedi.


Atas sikapnya itu, Movahedi menyebut Bahrami sangat murah hati.


Pengampunan yang diberikan Bahrami terjadi di saat-saat terakhir hukuman qisas tersebut akan dilakukan. Pada tahun 2008, pengadilan Iran mengabulkan tuntutan Bahrami agar Movahedi dibutakan sebagai balasan atas perbuatannya pada wanita itu. Menurut Bahrami, dirinya menuntut hukuman qisas supaya peristiwa itu tidak terulang lagi.


"Saya tidak melakukan ini sebagai balas dendam, namun lebih karena supaya penderitaan yang saya alami tidak terulang lagi," ujar Bahrami dalam wawancara dengan media tahun 2009 lalu.


Pengadilan Iran mengizinkan Bahrami untuk menyuruh seorang dokter menuangkan beberapa tes zat kimia korosiv ke salah satu mata Movahedi sebagai hukuman berdasarkan sistem hukum Islam "qisas" atau hukuman "mata dibalas mata".


Hukuman itu menuai banyak protes dari kelompok-kelompok HAM internasional. "Saya memperjuangkan vonis ini selama tujuh tahun untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa seseorang yang menyiram asam harus dihukum qisas tetapi hari ini saya mengampuninya karena ini adalah hak saya," Bahrami seperti dikutip kantor berita Isna


"Saya melakukan ini untuk negara saya karena semua negara lain mengamati tindakan kita," imbuh wanita itu.


Jaksa penuntut Teheran, Abbas Jafari Dowlatabadi mengatakan, Movahedi akan tetap dipenjara sampai pengadilan memutuskan hukuman pengganti. Dikatakannya, Bahrami juga telah meminta ganti rugi finansial dari pelaku untuk membiayai perawatan luka-lukanya.
 
Read More >>

Rabu, 07 Maret 2012

Wisata impian

Ingin jalan jalan ke sini ......
Read More >>

Timnas ke final

Timnas Indonesia U-21 akan berhadapan dengan tuan rumah Brunei Darussalam di final Piala Sultan Hassanal Bolkiah 2012, setelah Brunei mengalahkan Myanmar 3-2 di laga semifinal.

Di Sultan Hassanal Bolkiah Stadium, Rabu (7/3/2012) malam WIB, Brunei sebenarnya sempat tertinggal lebih dulu. Myanmar menyudahi paruh pertama laga lewat gol Yan Aung Win pada menit 37.

Brunei baru bisa menyamakan keadaan setelah M. Nurikhwan mencetak gol penyeimbang di menit ke-58. Brunei bahkan bisa berbalik unggul lewat gol M. Azwan beberapa menit berselang, disusul kemudian eksekusi penalti dari Adi bin Said.

Di menit injury time, Myanmar memperkecil ketinggalan lewat gol Aung Win. Skor 3-2 untuk kemenangan Brunei pun menjadi hasil akhir.

Dengan demikian, partai puncak akan mempertemukan Indonesia yang sudah lebih dulu lolos usai menang atas Vietnam, dengan Brunei yang baru saja mengalahkan Myanmar. Laga final akan berlangsung Jumat (9/3) mendatang.

sport.detik.com
Read More >>